PEMBAHASAN HADITS ARBA’IN AN NAWAWIYAH
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros
MENINGGALKAN
YANG TIDAK BERMANFAAT
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
[حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]
Terjemah hadits :
Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata :
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam
seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya (Hadits Hasan
riwayat Turmuzi dan lainnya)
Pelajaran:
1. Termasuk sifat-sifat orang muslim
adalah dia menyibukkan dirinya dengan perkara-perkara yang mulia serta
menjauhkan perkara yang hina dan rendah.
2. Pendidikan bagi
diri dan perawatannya dengan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat didalamnya.
3. Menyibukkkan
diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesia-siaan dan merupakan
pertanda kelemahan iman.
4. Anjuran untuk
memanfaatkan waktu dengan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada diri sendiri
bagi dunia maupun akhirat.
5. Ikut campur
terhadap sesuatu yang bukan urusannya dapat mengakibatkan kepada perpecahan dan
pertikaian diantara manusia.
Pembahasan;
Begitu banyaknya
karunia dan nikmat yang diberikan Allah kepada manusia sebagai bekal hidupnya
di dunia, salah satunya adalah waktu, untuk itu kita harus berupaya agar waktu
yang merupakan nikmat ini kita pergunakan dengan sebaik-baiknya.
Kehadiran manusia di
dunia ini dibatasi oleh waktu, tidak ada manusia yang hidup abadi, semuanya
akan punah lalu digantikan oleh generasi berikutnya, untuk itu jangan sampai
menyia-nyiakan waktu, karena waktu sangat penting sekali bagi kehidupan kita
sebagaimana firman Allah;"Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.[Al 'Ashr 103;1-3]
Sejak kejadian manusia yang hanya dengan setetes mani,
dari waktu yang ditentukan akhirnya lahirnya sang bayi, hingga sekian puluh
tahun kembali lagi kepada asalnya yaitu tanah dengan kematian. Sehingga Rasul
pernah bersabda, "Ada orang yang pagi tadi beriman kepada Allah tapi
setelah sorenya dia kafir, ada juga orang yang tadinya kafir akhirnya menjadi
orang yang taat. Semua itu karena perjalanan waktu, itulah makanya dalam islam
ada yang disebut dengan khusnul khatimah bagi kehidupan manusia yaitu akhir
kehidupan yang baik.
Waktu yang tersisa pada usia manusia itu seharuskan
digukana untuk tiga hal agar waktu itu bermanfaat, kita harus mengisi waktu
kita dengan peningkatan iman, amal shaleh dan menyampaikan wasiat kebenaran
serta kesabaran, bila tiga agenda tersebut tidak dilakukan maka waktu kita
sia-sia sehingga mendapat titel ummat yang merugi. Dari Abu Hurairoh
rodhiallohu ‘anhu, dia berkata: “Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia
meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)
Kebagusan Islam seseorang bertingkat-tingkat.
Cukuplah seseorang berpredikat bagus Islamnya jika telah melaksanakan yang
wajib dan meninggalkan yang haram. Dan puncak kebagusannya jika sampai derajat
ihsan. Besarnya pahala dan tingginya kemuliaan seseorang sesuai dengan kadar
kebagusan Islamnya. Sesuatu yang penting adalah sesuatu yang bermanfaat di
dunia maupun di akhirat. Standar manfaat diukur oleh syariat, karena sudah maklum
bahwa yang diperintahkan oleh syariat pasti membawa manfaat dan yang dilarang
pasti menimbulkan mudharat oleh karena itu upaya untuk paham syariat adalah
aktivitas yang sangat bermanfaat. Menjadi kewajiban seseorang demi kebagusan
Islamnya untuk meninggalkan semua yang tidak penting karena semua aktivitas
hamba akan dicatat dan celakalah seseorang yang memenuhi catatannya dengan
sesuatu yang tidak penting, termasuk di dalamnya adalah semua bentuk
kemaksiatan.
Begitu
banyaknya aktivitas kita yang tidak bermanfaat dalam kehidupan ini sehingga
waktu kita habis dengan percuma dan sia-sia, menyaksikan televisi hingga larut
malam padahal ada pekerjaan lain yang lebih bermanfaat seperti membaca
buku-buku berkualitas, memberikan pendidikan dan da;wah kepada masyarakat
ataupun kepada keluarga. Sejak dari pagi hari hingga sore kita banyak
menyaksikan masyarakat yang masih duduk-duduk di warung kopi sambil mengobrol
hal-hal yang tidak ada manfaatnya, padahal banyak lahan ladang dan sawah yang
dapat digarap untuk menghasilkan rezeki memadai untuk keluarga, malam harinya
juga begitu, warung kopi selalu ramai dikunjungi hingga larut malam, padahal
masjid dan surau sebagai tempat beribadah dan menimba ilmu agama kosong dari
manusia.
Betapa
banyaknya waktu kita terbuang percuma hanya untuk jalan-jalan di pasar, belanja
ke super market atau mall, pelesiran tahun baru atau saat lebaran selain
menghabiskan anggaran juga waktu yang hilang tidak ada maknanya. Kita selalu
mengeluhkan kalau ummat islam tidak punya uang untuk biaya hidup, tidak ada
dana untuk menyekolahkan anak, tapi saat lebaran menjelang begitu banyak uang
yang terbuang untuk mudik setiap tahun yang membutuhkan dana tidak sedikit,
setahun kita habiskan waktu, tenaga dan memeras keringat di rantau, lalu kita habiskan
hanya dalam sepuluh hari Idul Fithri, setelah itu kita bergelut lagi dengan
hidup yang serba kekurangan.
Kita masih sibuk
dengan hal-hal kecil sehingga meninggalkan pekerjaan dan pembicaraan besar yang
lebih bermanfaat untuk diri kia, keluarga dan masyarkat, tapi waktu kita habis
hanya membicarakan hal-hal yang tidak ada manfaatnya, padahal kita dipesankan agar berkata yang baik,
yang bernilai pahala, bila tidak bisa maka sebaiknya diam dari pembicaraan dan
lakukan aktivitas yang lebih bermanfaat Dari Abu Hurairoh radhiallohu ‘anhu,
sesungguhnya Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata
baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,
maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada
Alloh dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan
Muslim)
Menjaga lisan bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan berkata baik
atau kalau tidak mampu maka diam. Dengan demikian diam kedudukannya lebih
rendah dari pada berkata baik, namun masih lebih baik dibandingkan dengan
berkata yang tidakbaik.
Berkata baik terkait dengan 3 hal, seperti
tersebut dalam surat An-Nisa’: 114, yaitu perintah bershadaqah, perintah kepada
yang makruf atau berkata yang membawa perbaikan pada manusia. Perkataan yang di
luar ketiga hal tersebut bukan termasuk kebaikan, namun hanya sesuatu yang
mubah atau bahkan suatu kejelekan. Pada menjaga lisan ada isyarat menjaga seluruh
anggota badan yang lain, karena menjaga lisan adalah yang paling berat.
Kalau kita mampu memanfaatkan seluruh waktu untuk
mengabdi kepada Allah berarti akan memperoleh keberuntungan baik di dunia
maupun di akherat, tapi karena kelalaian kita, sehingga waktunya lebih banyak
sia-sia bahkan cendrung bernoda maksiat, seumpama waktu kita yang 24 jam sehari semalam teralokasikan untuk
hal-hal sebagai berikut; tidur ;8 jam, nonton TV ;1,5 jam, olah raga; 0,5 jam,
istirahat ; 1 jam, Bekerja ; 5 jam, mandi;
0,5 jam, makan/ minum ;0,5 jam, musik/nasyid; 1 jam, jalan sore; 1,
keluarga; 2 jam, sosial; 1 jam, shalat; 1 jam, pengajian; 0,5 jam, al qur’an; 0,5 Dari kalkulasi ini maka dapat
dijelaskan sebagai berikut;
1. Bila Waktu tidur kita saja 8 jam sehari semalam maka kalkulasinya adalah
= 8/24x60=20 tahun. Berarti selama hidup kita yang hanya 60 tahun, digunakan
untuk tidur sebanyak 20 tahun, sungguh terlalu banyak kita tidur dalam usia
yang singkat ini.
2.Bila waktu kita digunakan untuk Nonton TV sampai kegiatan Sosial 14 jam, maka kalkulasinya adalah
=14/24x60=35 tahun. Berarti selama hidup kita yang 60 tahun, digunakan untuk
kegiatan harian sebanyak 35 tahun, sangat banyak pekerjaan sia-sia yang kita
lakukan selama jatah umur yang diberikan Allah.
3.Bila waktu beribadah yang kita lakukan hanya
2 jam saja, maka hitungannya adalah = 2/24x60=5 tahun Berarti selama hidup kita yang hanya 60
tahun, digunakan untuk ibadah Cuma 5 tahun saja, lalu apa yang kita banggakan
kepada Allah kelak saat kematian kita temui dan dikala alam akherat kita
masuki.
Sungguh terlalu banyak waktu kita habis percuma untuk
hal-hal yang sia-sia, segala waktu yang habis
untuk perbuatan yang sia-sia saja kita termasuk orang yang merugi
apalagi waktu kita dihabiskan untuk tenggelam dalam kemaksiatan. Untuk itu
mulai sekarang kita harus mengisi waktu kita untuk hal-hal yang bermanfaat bagi
pribadi, keluarga dan masyarakat yang merupakan investasi amal dan pahala di
akherat.
Rasulullah bersabda, "Jaga lima sebelum
datang yang lima, manfaatkan hidupmu sebelum datang matimu, masa sehatmu
sebelum datang waktu sakitmu, masa sempatmu sebelum datang masa sempitmu, masa
mudamu sebelum datang masa tuamu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu',
tanamkan dalam hidup kita agar restan umur akan kita isi dengan ibadah, tiada
waktu berlalu tanpa ibadah. Bukan pula makna ibadah itu kita habiskan waktu
kita hanya berdiam diri di masjid saja, tidak,
bukan begitu, suatu ketika Umar bin Khattab masuk ke sebuah masjid
ketika hari menjelang dhuha, dia dapati
seorang lelaki sedang duduk berdoa danzikir kepada Allah, dia tenggelam dengan
ibadahnya, sementara waktu sudah
menjelang siang, lalu Umar mengusir pemuda itu dari masjid, agar pergi bekerja
mencari nafkah. " Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
Mengetahui. ".[Al Jumu'ah 62;9]
Karena waktunya di tengah hari saat
orang-orang sibuk mencari kehidupan di pasar sebagai pedagang, di kantor saat
jam kerja atau kesibukan lainnya yang padat dengan kegiatan rutin sehingga
Allah menyuruh hamba-Nya yang beriman untuk meninggalkan semua kesibukan itu
untuk melakukan shalat jumat dan mengingat-Nya.
Di masjid saja kita tidak tidak boleh berlama-lama,
kenapa harus berlama-lama duduk dan mengobrol di kedai kopi, nongkrong di
pinggir jalan atau berleha-leha dengan kegiatan yang tidak menentu, kita raih
simpati Allah untuk jadi ummat yang baik karena meninggalkan hal-hal yang tidak
ada manfaatnya, wallahu a'lam [Cubadak Solok, 25
Syawal 1431.H/ 04 Oktober 2010.M]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar