RIYADUSH
SHALIHIN
[DITAMAN
ORANG-ORANG SHALIH]
Keutamaan
Kaum Fakir
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros
Saat nabi sedang berdialog dengan tokoh Quraisy
menawarkan da'wah islamiyyah agar mereka memeluk islam dengan mentauhidkan Allah
semata, dialoq itu berjalan alot sekali bahkan penuh dengan penghinaan dan
penolakan terhadap ajakan nabi, tiba-tiba datanglah seorang lelaki buta, dengan
jalan terseok-seok mendekati dialoq itu, pakaiannya lusuh tapi hatinya tulus
untuk masuk islam, orang itu bernama Abdullah bin Umi Makhtum. Dengan
kedatangan lelaki ini nabi agak terganggu konsentrasinya, apalagi yang dihadapi
para pembesar Quraisy, peluangnya bila mereka masuk islam maka dapat dipastikan
islam akan jaya, tapi seorang lelaki ini dari status sosialpun tidak begitu
penting, toh nanti bisa dilayani setelah pertemuan ini, pemikiran ini mungkin
yang muncul dari sifat kemanusiaannya dan itu wajar.
Dengan sikap itu, Allah menegur nabi
melalui firman-Nya dalam surat 'Abasa 80;1-10
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. Karena Telah datang seorang buta kepadanya.
3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan
dirinya (dari dosa),
4. Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu
pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,
6. Maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia
tidak membersihkan diri (beriman).
8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan
bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
9. Sedang ia takut kepada (Allah),
10. Maka kamu mengabaikannya.
Demikian Allah mendidik Rasulullah agar tidak meremehkan orang lain
walaupun orang itu fakir, lemah dan tidak terkenal di mata masyarakat, tapi
lihatlah manusia itu berdasarkan keinginannya untuk mensucikan diri dan
mendekatkan diri kepada Allah.
Imam An Nawawi dalam bukunya Riyadush Shalihin Bab 32 dengan
judul “Keutamaan Kelemahan Kaum
Muslim'm, Kaum Fakir Dan Orang-orang Yang Tidak Masyhur”
Allah Ta'ala berfirman: "Dan sabarkanlah dirimu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tubannya di
waktu pagi dan sore, mereka menginginkan keridhaan Tuhan dan janganlah engkau
hindarkan pandanganmu terhadap mereka itu." (al-Kahf: 28)
Dari Haritsah bin Wahab
r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulultah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua saya
beritahu,siapakah ahli syurga itu? Mereka itu setiap orang yang lemah dan
dianggap lemah oleh para manusia, tetapi jikalau ia bersumpah atas Allah,
pastilah Allah mengabulkan apa yang disumpahkannya itu.
Sukakah engkau semua
saya beritahu, siapakah ahli neraka itu? Mereka itu ialah setiap orang yang 'utul - keras, jawwazh - kikir tetapi gemar
mengumpulkan harta, lagi pula congkak." (Muttafaq 'alaih) Al'utul
ialah orang yang keras kepala lagi kasar dalam
pergaulan.
Aljawwazh,
dengan fathah jim dan
syaddahnya wawu dan dengan zha' mu'jamah yaitu orang yang gemar mengumpulkan
harta, tetapi kikir kalau dimintai sesuatu kebaikan. Ada yang mengatakan
artinya ialah orang yang gemuk lagi sombong ketika berjalan. Ada pula yang
mengatakan artinya ialah orang yang pendek lagi suka makan.
Dari Abul Abbas yaitu
Sahal bin Sa'ad as-Saidi r.a., katanya: "Ada seorang lelaki yang berjalan
melalui Nabi s.a.w., lalu beliau bertanya kepada seseorang yang sedang duduk di
sisinya: "Bagaimanakah pendapatmu tentang orang ini." Orang yang
ditanya itu menjawab: "Ini adalah seorang lelaki dari golongan manusia
bangsawan. Orang ini demi Allah, sudah nyatalah apabila ia melamar seseorang
wanita, tentu terlaksana ia dikawinkan dan apabila memintakan pertolongan pada
sesuatu, tentu akan dikabulkan permintaan pertolongannya itu - untuk
kepentingan orang lain."
Selanjutnya ada seorang
lelaki lain berjalan melalui Nabi s.a.w. kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda -
kepada kawan seduduknya itu: "Bagaimanakah pendapatmu tentang orang
ini?" Orang itu menjawab: "Ya Rasulullah. Ini adalah seorang lelaki
dari golongan kaum fakirnya orang-orang Islam. Orang ini nyatalah bahwa jikalau
meminang, tentu tidak akan diterima untuk dikawinkan - dengan yang dipinangnya
- dan jikalau memintakan pertolongan pada sesuatu, tentu tidak akan dikabulkan
permintaan pertolongannya itu."
Kemudian Rasulullah
bersabda:"Yang ini - yakni yang engkau hinakan karena kefakirannya -adalah
lebih baik dari pada seluruh isi bumi itu penuh seperti yang ini - yakni yang
dimuliakan karena kekayaannya." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Said al-Khudri
r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Syurga dan neraka itu saling
berbantah-bantahan. Neraka berkata: "Di dalamku ada orang-orang yang keras
kepala - gemar memaksakan kehendaknya pada orang lain - serta orang-orang yang
congkak." Syurga berkata: "Di dalamku ada para manusia yang lemah-lemah
serta kaum fakir miskin." Allah lalu memutuskan perbantahan mereka itu dan
firmanNya: "Engkau itu, syurga, sesungguhnya adalah tempat kerahmatanKu,
yang Aku merahmati denganmu itu siapa saja yang Kukehendaki, sedang engkau
neraka, sesungguhnya adalah tempat penyiksaanKu, yang Aku menyiksa denganmu
siapa saja yang Kuhendaki. Atas kehendakKu pulalah kedua-duanya itu siapa-siapa
yang akan diisikannya." (Riwayat Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a.
dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya saja nanti akan datanglah
seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat, tetapi di sisi Allah, tidak
ada timbangan beratnya lebih dari timbangan sehelai sayap nyamuk."
(Muttafaq 'alaih)
Maksud Hadis di atas
ialah bahwa orang yang sewaktu di dunia ini besar dan tinggi kedudukannya, gemuk
badannya serta gendut perutnya, tetapi kosong amalannya yang baik, tidak
mentaati perintah Allah dan malahan melanggar laranganNya, maka pada hari
kiamat nanti oleh Allah orang tersebut tidak ada harganya samasekali, dianggap
ringan dan remeh dan sudah dipastikan akan memperoleh siksaNya yang pedih dalam
neraka.
Jadi untuk mencapai
keluhuran tingkat di sisi Allah, dapat mendekatkan diri padaNya serta
mendapatkan keridhaanNya hanyalah dengan jalan membersihkan hati dari semua
sifat yang tercela, menyucikannya agar menerima cahaya Ilahiyah, di samping
mengamalkan semua perintah dan menjauhi laranganNya.
Dari Abu Hurairah r.a.
pula bahwasanya ada seorang wanita hitam yang biasanya menyapu masjid. Dalam
sebuah riwayat dikatakan: seorang pemuda - sebagai ganti wanita hitam tersebut,
yang pekerjaannya juga suka menyapu masjid. Kemudian Rasulullah s.a.w. -pada
suatu hari -tidak menemukannya lagi, lalu bertanya, ke mana orang yang suka
menyapu itu. Para sahabat berkata bahwa ia telah meninggal dunia. Beliau bersabda:
"Mengapa engkau semua tidak memberitahukan hal itu padaku." Mereka
tidak memberitahukan itu, seolah-olah mereka menganggap remeh saja kematian
orang tersebut. Beliau bersabda pula: "Tunjukkanlah aku di mana
kuburnya." Orang-orang menunjukkannya, kemudian beliau s.a.w.
menyembahyangi orang yang mati itu - yang sudah dalam kubur. Setelah itu beliau
bersabda: "Sesungguhnya kubur itu penuh kegelapan atas para penghuninya,
tetapi Allah membuatnya bercahaya untuk mereka itu dengan sebab saya menyembahyangi
atas mereka itu." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah r.a.
lagi, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Kadang-kadang orang-orang
yang tidak karuan letak rambutnya lagi pula penuh debu tubuhnya, serta selalu
ditolak jika ada di pintu - tidak dihiraukan karena miskinnya, jikalau
bersumpah atas Allah niscayalah Allah mengabulkan padanya - apa yang
disumpahkannya itu." (Riwayat Muslim)
Dari Usamah r.a. dari
Nabi s.a.w. sabdanya: "Saya berdiri di pintu syurga, tiba-tiba - saya
lihat - kebanyakan orang yang memasukinya itu adalah orang-orang miskin, sedang
orang-orang yang mempunyai kekayaan masih tertahan - belum lagi diizinkan untuk
masuk syurga. Tetapi para ahli neraka sudah semua diperintahkan untuk masuk
neraka. Saya juga berdiri di pintu neraka, tiba-tiba -saya lihat -kebanyakan
para ahli neraka itu adalah kaum wanita." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah r.a.
dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Tidak seorang bayipun yang dapat berbicara
ketika masih dalam belaian kecuali tiga anak. Ini yang dari kalangan Bani
Israil, Tiga anak itu ialah Isa putera Maryam. Kedua sahabat Juraij -yang
menyaksikan kebenaran Juraij. Juraij adalah seorang lelaki yang tekun
ibadatnya, lalu ia mengambil sebuah tempat yang tinggi letaknya. Ia senantiasa
berada di situ. Suatu ketika ibunya datang dan ia sedang bersembahyang,
serunya: "Hai Juraij." Juraij berkata - dalam hatinya: "Ya
Tuhanku, itu adalah ibuku, tetapi saya lebih mengutamakan shalatku." Ia
terus tekun dalam shalatnya - dan ibunya tidak dihiraukan olehnya. Ibunya lalu
pergi. Ketika menjelang esok harinya, ibunya datang lagi dan ia juga sedang
bersembahyang. Ibunya berseru: "Hai Juraij." Ia berkata pula - dalam
hatinya: "Ya Tuhanku, itu adalah ibuku, tetapi saya lebih mengutamakan
shalatku." Ia terus tekun dalam shalatnya. selanjutnya pada esok harinya
lagi, ibunya datang sekali lagi dan ia sedang bersembahyang. Ibunya berseru:
"Hai Juraij." Ia berkata pula - dalam hatinya: "Ya Tuhanku, itu
adalah ibuku, tetapi saya lebih mengutamakan shalatku." Ia terus pula
tekun dalam shalatnya. lbunya lalu berkata - berdoa "Ya Allah, janganlah
Engkau mematikannya, sehingga ia melihat wajahnya wanita-wanita pelacur."
Kaum Bani Israil sama
menyebut-nyebutkan perihal diri juraij itu serta ketekunan ibadatnya. Di
kalangan mereka ada seorang wanita pelacur yang karena cantiknya sampai dibuat
sebagai perumpamaan. Wanita itu berkata: "Jikalau engkau semua suka,
niscaya dapatlah aku memfitnahnya." Wanita itu menunjukkan diri pada
Juraij, tetapi ia tidak menoleh samasekali pada wanita itu. Wanita itu lalu
mendatangi seorang penggembala yang berdiam di tempat peribadatan Juraij lalu
ia memungkinkan dirinya pada penggembala itu - yakni membolehkan dirinya
disetubuhi olehnya. Penggembala itu menyetubuhinya kemudian ia pun hamillah.
Setelah wanita itu melahirkan, ia berkata bahwa anak itu adalah hasil dari
hubungannya dengan Juraij. Orang-orang banyak sama mendatangi Juraij, ia
diturunkan dan mereka merobohkan tempat
ibadatnya, bahkan merekapun memukulnya. Juraij bertanya: "Ada apa engkau
semua ini?" Orang-orang sama berkata: "Engkau berzina dengan wanita
pelacur ini, lalu ia melahirkan anak dari hasil perbuatanmu." Ia berkata:
"Manakah anak itu?" Orang-orang sama mendatangkan anak itu
padanya. Juraij lalu
berkata: "Biarkanlah saya hendak bersembahyang dulu." Iapun
bersembahyanglah. Ketika ia kembali di hadapan orang banyak, ia mendatangi anak
itu lalu menusuk perutnya - dengan
jarinya - dan berkata: "Hai
anak, siapakah ayahmu?" Anak kecil itu berkata: "Ayahku si
Fulan, penggembala itu." Kemudian orang-orang banyak itu sama menghadapi
Juraij menciuminya dan mengusap-usap tubuhnya. Mereka berkata: "Kita akan mendirikan tempat sembahyangmu itu
dari emas." Juraij berkata:
"Jangan, kembalikan sajalah dari tanah - batu merah -sebagaimana
dahulunya." Mereka terus mengerjakan pembangunannya kembali.
Ketiga dari anak yang
dapat berbicara ialah - pada suatu ketika ada seorang anak bayi sedang menyusu
pada ibunya. Kemudian berlalulah seorang lelaki mengendarai seekor binatang
kendaraan yang indah dan serba bagus keadaan serta pakaiannya. Ibunya lalu
berkata: "Ya Allah, jadikanlah anakku ini seperti orang itu!" Anak
itu lalu melepaskan teteknya dan menghadap untuk melihat orang lelaki tersebut,
kemudian berkata: "Ya Allah, janganlah saya Engkau jadikan seperti orang
itu!" Selanjutnya anak itu kembali menghadapi teteknya dan mulai menyusui
lagi.
Saya - yang meriwayatkan
Hadis ini - seolah-olah melihat kepada Rasulullah s.a.w. di waktu beliau
menirukan cara anak itu menyusu, yaitu dengan menggunakan jari telunjuk beliau
dan beliau mengisapnya. Selanjutnya beliau s.a.w. melanjutkan sabdanya:
Seterusnya mereka
melalui seorang hamba sahaya wanita dan orang-orang sama memukulinya, dan
mereka mengucapkan: "Engkau berzina dan engkau mencuri," sedang
wanita itu berkata: "Cukuplah Allah sebagai penolongku dan Dia adalah
sebaik-baiknya Zat yang memberikan perlindungan." Ibu anak tadi lalu
berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan anakku ini seperti wanita
itu!" Anak tersebut melepaskan teteknya lagi lalu melihat pada wanita itu
kemudian berkata: "Ya Allah, jadikanlah saya seperti wanita itu!"
Sampai di sini kedua
orang ibu dan anaknya tadi mengulangkan percakapannya. Ibunya berkata:
"Ada seorang lelaki yang indah sekali keadaannya, lalu saya berkata:
"Ya Allah, jadikanlah anakku seperti orang itu," tetapi engkau
berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan saya seperti orang
itu." Orang-orang sama melalui seorang hamba sahaya wanita dan mereka
memukulinya, juga mengatakan: "Engkau berzina dan engkau mencuri."
Saya lalu berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan anakku seperti
wanita itu," tetapi engkau berkata: "Ya Allah, jadikanlah saya
seperti wanita itu." Apakah sebabnya demikian." Anak bayi itu
menjawab: "Orang lelaki itu adalah seorang yang keras kepala - dalam
kebathilan, maka itu saya mengatakan: "Ya Allah, janganlah Engkau
menjadikan saya seperti orang itu," sedangkan wanita yang orang-orang sama
mengatakan padanya: "Engkau berzina," sebenarnya ia tidak berzina
dan: "Engkau mencuri," sebenarnya ia tidak mencuri. Oleh sebab itu
saya mengatakan: "Ya Allah, jadikanlah saya seperti wanita itu."
(Muttafaq 'alaih).
Termasuk
di antara kunci-kunci rizki adalah berbuat baik kepada orang-orang miskin. Nabi
menjelaskan bahwa para hamba itu ditolong dan diberi rizki disebabkan oleh
orang-orang yang lemah di antara mereka.
Imam
Al-Bukhari meriwayatkan dari Mush'ab bin Sa-'dan ia berkata, 'Bahwasanya Sa'dan
merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah
bersabda: "Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang
lemah di antara kalian?" Karena
itu, siapa yang ingin ditolong Allah dan diberi rizki olehNya maka hendaknya ia
memuliakan orang-orang lemah dan berbuat baik kepada mereka."
Nabi
yang mulia, juga menjelaskan bahwa keridhaan-nya dapat diperoleh dengan berbuat
baik kepada orang-orang miskin.
Imam Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Darda' bahwasanya ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: "Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian."
Imam Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Darda' bahwasanya ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: "Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian."
Menjelaskan
sabda Nabi di atas Al-Mulla Ali Al-Qari berkata, "Carilah keridhaanku
dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin di antara kalian."
Dan barangsiapa berusaha mendapatkan keridhaan keka-sih Yang Maha Memberi rizki dan Maha Memiliki kekuatan dan keperkasaan, Muhammad dengan berbuat kepada orang-orang miskin, niscaya Tuhannya akan menolongnya dari para musuh serta akan memberinya rizki.[Berbuat baik kepada orang lemah, Jambul, Sabtu, 12 Juli 2008].
Dan barangsiapa berusaha mendapatkan keridhaan keka-sih Yang Maha Memberi rizki dan Maha Memiliki kekuatan dan keperkasaan, Muhammad dengan berbuat kepada orang-orang miskin, niscaya Tuhannya akan menolongnya dari para musuh serta akan memberinya rizki.[Berbuat baik kepada orang lemah, Jambul, Sabtu, 12 Juli 2008].
Diriwayatkan bahwa Allah SWT
mewahyuhkan kepada umat-umat terdahulu dalam salah satu kitab yang Allah
turunkan : “Berjalanlah satu mil,jenguklah orang sakit.Berjalanlah dua
mil,antarkanlah jenazah.Berjalanlah tiga mil,penuhilah undangan.Berhalanlah
empat mil,kunjungilah Sulaiman bin Dawud AS jika memasuki Baitul Maqdis beliau
menghampiri kelompok(halaqoh) terdekat yang dihadiri oleh kaum dhu’afa,pengemis
dan kaum miskin.Setelah itu beliau duduk bersama mereka dan berkata,”Seorang
miskin duduk bersama orang-orang miskin.”
Diriwayatkan bahwa Allah SWT
berfirman kepada Nabi Musa As,”Hindarilah sikap sombong(kibr).Andaikata seluruh
makhluk-Ku menemuii-Ku dengan sebiji atom kesombongan,Aku pasti akan
memasukkan mereka ke dalam nekara,meskipun kamu dan Ibrahim Kekasih-Ku ada di
antara mereka.Wahai Musa,apakah engaku ingin Aku tidak melupakanmu?“Ya,wahai
Tuhanku,”jawab Musa.
“Cintailah kaum fakir miskin
dan dekatilah mereka.Berilah kabar gembira kepada kaum shadiqin(orang-orang
yang shidq) dan peringatkanlah orang-orang yang berbuat dosa.”
Betapa indahnya hadist Nabi
SAW tentang kasih sayang,“Sesungguhnya sewaktu shalat aku ingin
memanjangkannya,tapi kudengar tangis seorang anak,aku lalu mengerjakan yang
wajin saja,sebab aku mengetahui betapa iba hati sang ibu terhadap anaknya.(HR
Buhari,Muslim,Turmudzi,Ibnu Majah,Nasai,Abu Dawud,Ahmad dan Darimi) Oleh karena
itu,hendkanya manusia itu bersikap toleran,mudah dan tidak mengiktui hawanya. [Sikap
Kepada Kaum Lemah, Cinta Allah.Org. February 22, 2011].
Allah
menciptakan manusia dengan berbagai level kehidupan dalam rangka untuk
mengambil hikmah diantara mereka, keberadaan manusia terpuji dan mulia bukan
karena kekayaan yang dimiliki, bukan pula karena jabatan yang disandang, tidak
pula karena status social yang tinggi, tapi kemuliaan itu terletak pada
ketaqwaan seseorang. Kemuliaan Bilal bin Rabah disebabkan keislamannya dan
kehinaan Abu Jahal d isebabkan kekafirannya.
Banyak sekali kelebihan orang-orang
fakir, lemah dan orang-orang yang tidak termashur di tengah masyarakat, mereka
di dunia mungkin tidak dihargai, dilecehkan, tidak pernah masuk hitungan, tapi mereka dihargai di langit karena keimanan dan amal shaleh yang mereka
lakukan, untuk itu berlaku baiklah kepada orang-orang fakir, karena rezeki yang
kita terima bisa saja lantaran kefakiran mereka, berlaku baiklah kepada
orang-orang lemah, karena boleh jadi kekuatan yang kita miliki bisa jadi karena
kelemahan yang ada pada mereka, berlaku baiklah kepada orang-orang yang tidak
mashur di tengah masyarakat, karena boleh jadi ketenaran yang kita miliki
lantaran ketidakmashuran mereka, Wallahu A’lam, [Cubadak Pianggu Solok, 02 Zulqaidah 1434.H/07 September 2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar