PEMBAHASAN HADITS ARBA’IN AN NAWAWIYAH
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros
ALLAH MENGAMPUNI
SEGALA DOSA ORANG YANG TIDAK BERBUAT SYIRIK
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ،
إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ
أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ
اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ
اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ
بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه
الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]
Terjemah Hadits / ترجمة
الحديث :
Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Allah Ta’ala
berfirman: "Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan
memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun
banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu
(sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan
Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku
dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak
menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula
ampunan “(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث:
1.
Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabulkan.
2.
Pemberian maaf
Allah dan ampunan-Nya
lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia minta ampun dan
bertaubat.
3.
Berbaik sangka kepada Allah Ta’ala,
Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan istighfar.
4.
Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.
5.
Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal
betapapun banyak dosanya.
Pembahasan:
Aqidah menurut
bahasa dari aqoda ya’qidu- uqdatan wa aqidatan yang berarti ; ikatan, janji dan
keyakinan yang mantap. Menurut istilah adalah
perkara-perkara yang dibenarkan oleh jiwa dan hati merasa senang dan
tenang karenanya serta menjadi suatu keyakinan bagi pemiliknya yang tidak
dicampuri keraguan. Aqidah
Islamiyah bersumber pada Al Qur’an, As Sunnah dan Al Ijma’.
Aqidah,
yang terangkum dalam rukun iman, ibarat akar pada sebuah pohon, ibarat pondasi
pada sebuah bangunan. Manifestasi dari
iman itu harus nampak pada tiga hal yaitu pada hati, lisan dan amal perbuatan.
Sebelum menanamkan ibadah dan akhlak kepada anaknya, pertama sekali Lukman
menanamkan aqidah dan iman yang bersih dari syirik;"Dan (Ingatlah)
ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".[Lukman
31;13]
Pembersihan
iman dari noda syirik sangat penting dalam rangka menjaga kesucian tauhid, bila
iman sudah bersih maka ibadah dan akhlak yang diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari akan dijamin kesuciannya. Landasan ibadah dan akhlak adalah iman
yang bersih dari noda syirik. Bahkan Allah akan mengampuni semua dosa dengan
izinnya kecuali dosa yang mencederai ketauhidan dengan kesyirikan,
Ketaatan terbesar yang wajib kita laksanakan
adalah tauhid; sebagaimana kemaksiatan terbesar yang mesti kita hindari adalah
syirik.
Tauhid adalah tujuan diciptakannya makhluk,
tujuan diutusnya seluruh para rasul, tujuan diturunkannya kitab-kitab samawi,
sekaligus juga merupakan pijakan pertama yang harus dilewati oleh orang yang
berjalan menuju Rabbnya.
Dengarkanlah firman Allah:“Tidaklah Aku
ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (hanya) kepadaKu.” (Adz-Dzaariyaat:
56)
Juga firmanNya:“Dan tidaklah kami mengutus
seorang rasulpun sebelummu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada
yang berhak diibadahi melainkan Aku, maka beribadahlah
kepadaKu.” (Al-Anbiya’:
25)
Demikian pula firmanNya:“Alif laam Raa,
(inilah) satu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi, serta dijelaskan
(makna-maknanya) yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi
Maha Tahu. Agar kalian jangan beribadah kecuali kepada Allah. Sesungguhnya aku
(Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira kepada kalian
daripadaNya.” (Hud: 1-2)
Allah juga berfirman: “Ketahuilah,
bahwasanya tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagimu dan bagi kaum Mukminin (laki-laki dan wanita).”
Kalau kedudukan tauhid sedemikian tinggi dan
penting di dalam agama ini, maka tidaklah aneh kalau keutamaannya juga demikian
besar. Bergembiralah dengan nash-nash seperti di bawah ini:
Dari Ubadah bin Shamit Radhiallaahu anhu , ia
berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam
bersabda: “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah
melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah (niscaya) Allah
mengharamkan Neraka atasnya (untuk menjilatnya).” (HR. Muslim)
Hadits lain, dari Utsman bin Affan
Radhiallaahu anhu , bahwasanya Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang
meninggal dunia, sedangkan dia menge-tahui bahwa tidak ada ilah yang berhak
disembah melainkan Dia (Allah) niscaya akan masuk Jannah.” (HR. Muslim)
Demikian juga sabdanya Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam , kami petik sebagiannya: “Dan barangsiapa yang menemuiKu dengan (membawa) dosa sepenuh bumi
sekalipun, namun dia tidak menye-kutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku
akan menemuinya dengan membawa ampunan yang semisal itu.” (HR. Muslim)
Demikian pula tidak akan aneh, bila lawan
tauhid, yaitu syirik; juga memiliki banyak bahaya yang mengerikan, dimana sudah
seharusnya kita benar-benar merasa takut terhadapnya. Diantara bahaya syirik
itu adalah sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Jabir: “Seorang Arab
Badui datang menemui Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam , lalu
bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang pasti itu?” Beliau
menjawab: “Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan
Allah dengan suatu apapun, niscaya dia akan masuk Jannah. Dan barangsiapa yang
meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya dia
akan masuk Neraka”. (HR. Muslim)
Firman Allah:“Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni (dosa) syirik dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa
yang Dia kehendaki”. (An-Nisa: 48,116)
Firman Allah:“Dan seandainya mereka
berbuat syirik, pastilah gugur amal perbuatan yang telah mereka kerjakan.”
(Al-An’am: 88).
Firman Allah:“Tidaklah pantas orang-orang
musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, (sedangkan) mereka mengakui bahwa
mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia amalan-amalan mereka, dan
mereka kekal di dalam Neraka.” (At-Taubah: 17).
Maka merupakan musibah jika seseorang jahil
(bodoh) terhadap perkara tauhid dan perkara syirik, dan lebih musibah lagi jika
seseorang telah mengetahui perkara syirik namun dia tetap melakukannya. Dengan
ini hendaklah kita terpacu untuk menam-bah/menuntut ilmu sehingga bisa
melaksanakan tauhid dan menjauh dari syirik dan pelakunya.[Agus Hasan Bashori, Bahaya Syirik Dan Keutamaan Tauhid, www.alsofwah.or.id/khutbah].
Tapi realitanya ummat islam banyak yang tenggelam pada
praktek hidup syirik, kurafat dan tahyul yang merusak eksistensinya sebagai
muslim.Rusdi Yazid dalam khutbah jum’atnya
mengungkapkan bahaya dari sikap dan perbuatan syirik.
Allah menurunkan agama tauhid ini untuk
mengangkat derajat dan martabat manusia ke tempat yang sangat tinggi dan mulia.
Di akhirat kita dimasukkan ke dalam Surga dan di dunia kita akan diberikan
kekuasaan. Dan Allah menurunkan agama tauhid ini untuk membebaskan manusia dari
kerendahan dan kehinaan yang di akibatkan oleh perbuatan syirik. Sebagai firman
Allah:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan mengukuhkan bagi mereka agama yang telah
diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar(keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik.” (An-Nur: 55).
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam barsabda: “Barangsiapa
meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun,
niscaya akan masuk Surga. Dan barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan)
berbuat syirik kepada Allah, niscaya akan masuk Neraka.” (HR. Muslim).
Syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi, karena perbuatan
syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan
kerusakan dan bahaya yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
kehidupan bermasyarakat. Di antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik
adalah:
Pertama: Syirik merendahkan eksistensi
kemanusiaan
Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya. Sebab
Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah memuliakannya,
mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya apa yang ada di langit
dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad
raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia
lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia
tunduk dan menghinakan diri kepadanya.
Ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan Allah
untuk manusia agar hewan itu membantu meringankan pekerjaannya. Dan ada pula
yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta berbagai kebutuhan mereka.
Allah berfirman “Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah,
tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) di
buat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala
itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan”. (Al-Hajj:
20-21)
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang
jauh”. (Al-Hajj: 31)
Kedua: Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan
Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, “barang dagangan”
dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku
keras. Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu
ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan
adanya mereka, akal kita dijadikan siap untuk menerima segala macam
khurofat/takhayul serta mempercayai para pendusta (dukun). Sehingga dalam
masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar
(usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah).
Ketiga: Syirik adalah kedholiman yang paling besar
Yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah). Adapun orang musyrik mengambil selain Allah sebagai
Tuhan serta mengambil selainNya sebagai penguasa. Syirik merupakan kedhaliman
dan penganiayaan terhadap diri sendiri. Sebab orang musyrik menjadikan dirinya
sebagai hamba dari makhluk yang merdeka. Syirik juga merupakan kezhaliman
terhadap orang lain yang ia persekutukan dengan Allah karena ia telah
memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya.
Keempat: Syirik sumber dari segala ketakutan
dan kecemasan
Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai kebatilan, kehidupannya
selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan.
Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan manfaat atau menolak
bahaya atas dirinya.
Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa
dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi.
Allah berfirman: “Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir
rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah
sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah
Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran:
151)
Kelima Syirik membuat orang malas melakukan
pekerjaan yang bermanfaat
Syirik mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara,
sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan
dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai kemungkaran,
sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus
dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan
kewajiban dan banyak melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu
alaihi wa Sallam berkata kepada putrinya:). “Wahai Fathimah binti Muhammad,
mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun
bagimu di sisi Allah”. (HR.
Al-Bukhari).
Keenam: Syirik menyebabkan pelakunya kekal
dalam Neraka
Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat
menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman:“Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi
orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”. (Al-Maidah: 72).
Ketujuh: Syirik memecah belah umat
“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memper-sekutukan Allah, yaitu
orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
mereka”. (Ar Ruum: 31-32)
Itulah berbagai kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik. Yang
jelas Syirik merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia ke tempat
paling hina dan paling rendah. Karena itu Wahai hamba Allah, yang
beriman ... Marilah kita bertaubat atas segala perbuatan syirik yang telah
kita perbuat dan marilah kita peringatkan dan kita jauhkan masyarakat di
sekitar kita, anggota keluarga kita, sanak famili kita, dari syirik kerusakan
dan bahayanya. Agar kehinaan dan kerendahan yang menimpa ummat Islam segera
berakhir, agar kehinaan dan kerendahan ummat Islam diganti menjadi kemuliaan.[Rusdi Yazid,Syirik Penyebab Kerusakan
Dan Bahaya Besar, www.alsofwah.or.id/khutbah].
Perbuatan
dan sikap syirik yang dilakukan oleh ummat islam bukan oleh mereka yang tinggal
di desa saja bahkan orang-orang kotapun banyak melakukan hal itu, syirik bukan
pula dominasi yang dilakukan orang-orang
awam saja tapi orang-orang yang berpendidikan bahkan sarjana juga melakukan hal
yang sama, lihatlah adanya bisnis yang berbau kemenyan, pilkada yang beraroma
asap dupa, cinta ditolak dukun bertindak, tolak bala yang mendatangkan bala,
ibadat dirusak oleh adat, cinta kurang pekasih datang, jabatan hadiah dari jin,
sehingga praktek perdukunan menjadi hal yang wajar, syirik sudah dianggap yang
lumrah, maka tidak ada lagi kekuatan ummat ini dan tidak ada lagi kebanggaan
kita kepada keimanan karena sudah sama saja antara kekafiran dengan keimanan
disebabkan kesyirikan yang telah menjadi budaya masyarakat, Wallahu A’lam [Kubu Dalam Padang, 01
Zulqaidah 1432.H/ 29 September 2011.M]..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar