Rabu, 20 November 2013

29. Menjaga Lisan



PEMBAHASAN HADITS ARBA’IN AN NAWAWIYAH
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros

MENJAGA LISAN
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ   عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ  بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ  الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ   اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ : } تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ-  يَعْمَلُوْنَ{ُ ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ  يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ  عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ   يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث  :
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya berkata : Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga ?; Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. 
Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ?, saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka .(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Perhatian shahabat yang sangat besar untuk melakukan amal yang dapat memasukkan mereka ke surga.
2.     Amal perbuatan merupakan sebab masuk surga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak bertentangan dengan sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam  “Tidak masuk surga setiap kalian dengan amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke surga selama Allah belum menerimanya dengan karunia-Nya dan Rahmat-Nya.
3.     Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajibannya adalah sebab masuknya seseorang ke dalam surga.
4.     Shalat sunnah setelah  shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah ta’ala kepada hambanya.
5.     Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan seseorang ke neraka karena ucapannya
Pembahasan;
Ada sebuah penyakit kronis dan virus berbahaya yang merebak di tengah masyarakat. Sedikit sekali majelis yang selamat dari penyakit ini. Dan jarang ada masyarakat yang bebas darinya. Penyakit ini mengembangkan sayapnya pada sebagian besar majelis, pada perkumpulan dan pertemuan kita, kecuali orang yang dirahmati Allah. Ia memayungi forum-forum tersebut dengan naungan-naungannya yang berat, meski sangat berbahaya bagi iman dan akhlak, dan memiliki dampak yang luas terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Penyakit itu adalah ghibah (menggunjing). Ia benar-benar merupakan prilaku tercela yang timbul akibat lemahnya iman, kelancangan lidah dan kotornya hati. Pelakunya mencerminkan watak yang buruk, perasaan yang jelek, akhlak yang lemah, ghirah kebajikan yang kurang dan tabiat yang rendah. 

Ghibah (menggunjing) adalah musibah besar yang menimpa masyarakat. Ia memberikan pengaruh yang luar biasa pada hati dan jiwa. Ia menimbulkan dampak yang sangat buruk dan aneh pada keluarga dan masyarakat. Ia bekerja seperti api yang melahap ranting-ranting yang kering. Ia memisahkan kakak dari adiknya, menjauhkan orang dari kekasihnya, merusak hubungan dengan teman sejawat, dan mengganggu persahabatan. Penyakit ini telah banyak memisahkan istri dari suaminya, anak dari ayahnya, dan kakak dari adiknya. Betapa banyak tali yang ia putuskan dan fitnah yang ia timbulkan ! Betapa banyak dendam yang ia letupkan dan rasa permusuhan yang ia kobarkan di dalam dada ! Betapa banyak keburukan yang ia hadirkan ! Dan betapa besar bahaya yang ia datangkan ! Bahkan tidak jarang peperangan yang terjadi antara satu negara dengan negara lainnya dipicu oleh penyakit ini. Seorang penggunjing adalah anggota yang beracun di dalam tubuh masyarakat. Ia menyakiti Allah, Rasulnya dan orang-orang mukmin. Ia adalah biang kerusakan di tengah umat Islam. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang suka membuat kerusakan. 

Oleh karena itu, Islam mengharamkan ghibah (menggunjing) secara pasti. Bahkan Al-Qurthubi menyebut adanya ijma’ yang menyepakati bahwa ghibah termasuk dosa besar. Bahkan dosanya setara dengan dosa membunuh, riba, berzina dan dosa-dosa besar lainnya. Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan : “Ghibah adalah penyakit kronis dan racun yang terasa di lidah lebih manis dari madu. 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyjajarkan dosa ghibah dengan dosa membunuh dan merampas harta orang lain. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu bahwasanya beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (Shahih Muslim) 

Hasan Al-Basri Radiyallahu ‘Anhu mengatakan : “Demi Allah, ghibah lebih ganas dalam menggerogoti agama seorang mukmin dibanding kanker yang menggerogoti tubuhnya.”
Yang lebih dahsyat dan lebih hebat dari itu ialah firman Allah Subhanahu Wata’ala : ُ Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya (QS. Al-Hujurat :12) 

Renungkanlah susunan kalimat yang digunakan dalam melarang ghibah yang disertai dengan kasian yang semakin menambah keburukan masalah ini dan membuat perbuatan ini semakin jelek dan keji. “Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” Karena memakan daging manusia merupakan sesuatu yang secara naluriah sangat jelek, meskipun daging orang kafir. Lalu bagaimana jika yang dimakan adalah daging saudaranya yang seagama ?! Tentu kejelekannya akan semakin besar. Apalagi jika daging yang dimakan itu sudah mati dan menjadi bangkai ?
Betapa besar bahaya ghibah ! Dan betapa keji kejahatannya ! Subhanallah, Betapa banyak orang yang menyepelekannya sekarang ini ! Bahkan ghibah seolah-olah menjadi menu wajib di majelis-majelis mereka.
Tentang makna ghibah, imam Muslim, Abu Daud dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Tahukah kamu apa ghibah itu ? Allah dan Rasulnya lebih tahu, “Jawab para sahabat. Beliau bersabda : “Kamu menyebut saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya.” Bagaimana jika saudaraku itu memang memiliki apa yang aku sebutkan ? tanya seseorang . Beliau menjawab : “Jika ia memang memiliki apa yang kamu katakan, kamu telah menggunjingnya. Dan jika tidak, berarti kamu telah memfitnahnya.”
 
Wahai orang-orang yang suka menggunjing ! Simaklah peringatan keras yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Abu Daud bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Wahai sekian orang yang beriman dengan lidahnya dan hatinya belum dimasuki iman, janganlah kalian menggunjing orang-orang muslim dan jangan membuntuti aurat mereka. Karena barangsiapa yang suka membuntuti aurat mereka, maka Allah akan membuntuti auratnya. Dan barangsiapa yang dibuntuti auratnya oleh Allah, maka Dia akan membeberkannya di dalam rumahnya.” (HR.Ahmad, dan Abu Daud) 

Tahukah anda, apa hukuman bagi orang-orang yang suka menggunjing ? Simaklah, wahai orang-orang yang mengira bahwa masalah ini sangat ringan. Abu Daud meriwayatkan dari anas Radiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Ketika aku dibawa naik (Mi’raj ke langit), aku bertemu dengan kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakari wajah dan dada mereka sendiri. Lalu aku bertanya : “Siapakah mereka itu, hai Jibril ? Jibril menjawab : ‘Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging (menggunjing) manusia dan mencemarkan nama baiknya.” (Sunan Abi Daud) 

Dan ketika Aisyah Radiyallahu ‘Anha berkata kepada nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Sesungguhnya Shofiyah itu begini begini,” (maksudnya: tubuhnya pendek), beliau langsung bersabda : “Sungguh engkau telah mengucapkan kata-kata yang andaikata engkau campur dengan air laut, engkau pasti bisa merusaknya.” (HR. Ahmad, 6/189, Abu Daud, 4875 dan At-Tirmidzi, 2502 ). Maksudnya : engkau pasti bisa mengubah air menjadi busuk. 

Dengarlah, wahai orang-orang yang suka menyudutkan dan menyebarkan nama baik orang lain. Karena ada sebagian orang yang menganggap dirinya sebagai hakim yang berhak menjatuhkan putusan terhadap orang lain dalam satu kali sidang, bahkan dalam sekejap saja. Ia menyalahkan si ini, menganggap dungu si itu. Ia membodohkan yang ini, dan menyesatkan yang itu. Dan hal itu lebih mudah baginya dari pada meneguk air. Mana rasa takutnya kepada Allah ? Mana rasa perasaan diawasi oleh Allah ? Mana kepeduliannya terhadap kehormatan hak-hak orang lain ? Masalah ini sudah sampai pada puncaknya dan sudah keterlaluan. Kondisinya benar-benar gawat dan berbahaya, wahai umat Islam. Ini tidak boleh didiamkan dan dibiarkan begitu saja. Banyak sekali forum-forum dan tempat-tempat berkumpul yang berubah fungsi menjadi ajang untuk memasarkan rahasia pribadi orang. Dagingnya disajikan di atas nampan azab. Perbuatan dan aksi mereka dianggap seperti buah-buahan yang dihidangkan di tempat itu, padahal itu adalah api Neraka. 

Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya sekelompok orang yang menjadi pengangguran terselubung. Mereka lebih suka berbicara daripada bekerja. Mereka terbuai oleh kesantaian dan kemalasan. Mereka tidak mampu mengikuti jejak orang-orang yang sungguh-sungguh dan bekerja keras. Maka mereka pun membuat gosip dan kritik terhadapnya. Bisnis mereka adalah mengkritik dan menyudutkan orang lain. Kebiasaan mereka adalah mencari-cari kesalahan orang lain dan mengarahkan tudingan kepadanya, baik secara tersirat maupun tersurat. Mereka membentuk forum-forum dan mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membahas bisnis palsu tersebut. 

Hal ini adalah sesuatu yang benar-benar perlu disesalkan dan disayangkan. Ini sangat menyolok, menyedihkan dan memperhatinkan. Setan benar-benar telah mengelabuhi mereka.
Ibnul Qayyim Rahimahullah menyatakan : ‘Anehnya, manusia dengan mudah bisa menghindar dari banyak hal yang diharamkan, tetapi justru kewalahan mengendalikan gerakan lidahnya. Bahkan anda bisa melihat orang yang dipuji agamanya, zuhudnya dan ibadahnya, tetapi dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata yang dimurkai Allah. Satu dari kata-kata itu bisa menggelincirkannya dari timur ke barat.” [Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya .Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky]
Pribadi muslim yang mengutamakan akhlak mulia dalam kehidupannya berupaya untuk memupuk ukhuwah islamiyah yang sudah mulai gersang, merajut ukhuwah islamiyah yang sudah mulai kusut, merekat ukhuwah islamiyah yang sudah mulai retak, upaya itu dilakukan dengan menghindari segala sesuatu yang menyakiti saudara seiman salah satunya meninggalkan perbuatan gunjing atau ghibah, wallahu a'lam [Cubadak Solok, 27 Jumadil Awal 1433.H/ 19 April 2012].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar