PEMBAHASAN HADITS ARBA’IN AN NAWAWIYAH
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros
HIDUPLAH
LAKSANA PENGEMBARA
عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ
صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ
غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ
فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ
لِمَوْتِكَ .
[رواه
البخاري]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Ibnu Umar
radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memegang
pundak kedua pundak saya seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan
orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore
hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu
sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan
kehidupanmu untuk kematianmu “ (Riwayat Bukhori)
Pelajaran
:
1.
Bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan
menunda-nunda karena dia tidak tahu kapan datang ajalnya.
2.
Menggunakan berbagai kesempatan dan momentum sebelum hilangnya berlalu.
3.
Zuhud di dunia berarti tidak bergantung kepadanya hingga mengabaikan ibadah
kepada Allah ta’ala untuk kehidupan akhirat.
4.
Hati-hati dan khawatir dari azab Allah adalah sikap seorang musafir yang
bersungguh-sungguh dan hati –hati agar tidak tersesat.
5.
Waspada dari teman yang buruk hingga tidak terhalang dari tujuannya.
6.
Pekerjaan dunia dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan manfaat, seorang
muslim hendaknya menggunakan semua itu untuk tujuan akhirat.
7.
Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan mempersiapkan diri untuk kematian dan
bersegera bertaubat dan beramal shaleh.
8.
Rasulullah memegang kedua pundak Abdullah bin Umar, adalah agar beliau
memperhatikan apa yang akan beliau sampaikan. Menunjukkan bahwa seorang pelajar
harus diajarkan tentang perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk
menyampaikan ilmu kedalam jiwanya. Hal ini dapat menyebabkan masuknya ilmu,
sebagaimana hal itu juga menunjukkan kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin
Umar, karena hal tersebut pada umumnya dilakukan oleh seseorang kepada siapa
yang dicintainya.
Pembahasan:
Imam Abul Hasan
Ali bin Khalaf dalam syarah Bukhari berkata bahwa Abu Zinad berkata :
"Hadits ini bermakna menganjurkan agar sedikit bergaul dan sedikit
berkumpul dengan banyak orang serta bersikap zuhud kepada dunia". Abul
Hasan berkata : "Maksud dari Hadits ini ialah orang asing biasanya sedikit
berkumpul dengan orang lain sehingga dia terasing dari mereka, karena
hampir-hampir dia hanya berkumpul dan bergaul dengan orang ini saja. Ia menjadi
orang yang merasa lemah dan takut. Begitu pula seorang pengembara, ia hanya mau
melakukan perjalanan sebatas kekuatannya. Dia hanya membawa beban yang ringan
agar dia tidak terbebani untuk menempuh perjalanannya. Dia hanya membawa bekal
dan kendaraan sebatas untuk mencapai tujuannya. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
zuhud terhadap dunia dimaksudkan untuk dapat sampai kepada tujuan dan mencegah
kegagalan, seperti halnya seorang pengembara yang hanya membawa bekal
sekadarnya agar sampai ke tempat yang dituju. Begitu pula halnya dengan seorang
mukmin dalam kehidupan di dunia ini hanyalah membutuhkan sekadar untuk mencapai
tujuan hidupnya.
Al 'Iz
'Ala'uddin bin Yahya bin Hubairah berkata : "Hadits ini menunjukkan bahwa
Rasulullah صلی الله عليه وسلم menganjurkan untuk meniru perilaku orang asing,
karena orang asing yang baru tiba di suatu negeri tidaklah mau berlomba di
tempat yang disinggahinya dengan penghuninya dan tidak ingin mengejutkan orang
lain dengan melakukan hal-hal yang menyalahi kebiasaan mereka misalnya dalam
berpakaian, dan tidak pula menginginkan perselisihan dengan mereka. Begitu pula
para pengembara tidak mau membuat rumah atau tidak pula mau membuat permusuhan
dengan orang lain, karena ia menyadari bahwa dia tinggal bersama mereka hanya
beberapa hari. Keadaan orang merantau dan pengembara semacam ini dianjurkan
untuk menjadi sikap seorang mukmin ketika hidup di dunia, karena dunia bukan
merupakan tanah air bagi dirinya, juga karena dunia membatasi dirinya dari
negerinya yang sebenarnya dan menjadi tabir antara dirinya dengan tempat
tinggalnya yang abadi.
Adapun perkataan
Ibnu Umar "Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi
dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore" merupakan
anjuran agar setiap mukmin senantiasa siap menghadapi kematian, dan kematian
itu dihadapi dengan bekal amal shalih. Ia juga menganjurkan untuk mempersedikit
angan-angan. Janganlah menunda amal yang dapat dilakukan pada malam hari sampai
datang pagi hari, tetapi hendaklah segera dilaksanakan. Begitu pula jika berada
di pagi hari, janganlah berbiat menunda sampai datang sore hari dan menunda
amal di pagi hari samapi datang malam hari.
Kalimat
"pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit" menganjurkan agar
mempergunakan saat sehatnya dan berusaha dengan penuh kesungguhan selama masa
itu karena khawatir bertemu dengan masa sakit yang dapat merintangi upaya
beramal. Begitu pula "waktu hidupmu sebelum kamu mati" mengingatkan
agar mempergunakan masa hidupnya, karena angan-angannya lenyap, serta akan
muncul penyesalan yang berat karena kelengahannya sampai dia meninggalkan
kebaikan. Hendaklah ia menyadari bahwa dia akan menghadapi masa yang panjang di
alam kubur tanpa dapat beramal apa-apa dan tidak mungkin dapat mengingat Allah.
Oleh karena itu, hendaklah ia memanfaatkan seluruh masa hidupnya itu untuk
berbuat kebajikan. Alangkah padatnya Hadits ini, karena mengandung makna-makna yang
baik dan sangat berharga.
Sebagian ulama
berkata : "Allah mencela angan-angan dan orang yang panjang
angan-angan".
Firman-Nya :
"Biarkanlah mereka (orang-orang kafir) makan dan bersenang-senang serta
dilengahkan oleh angan-angan, maka kelak mereka akan mengetahui
akibatnya". (QS. 15 : 3)
Ali bin Abu
Thalib berkata : "Dunia berjalan meninggalkan (manusia) sedangkan akhirat
berjalan menjemput (manusia) dan masing-masingnya punya penggemar, karena itu
jadilah kamu penggemar akhirat dan jangan menjadi penggemar dunia. Sesungguhnya
masa ini (hidup di dunia) adalah masa beramal bukan masa peradilan, sedangkan
besok (hari akhirat) adalah masa peradilan bukan masa beramal".
Anas berkata
bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم pernah membuat beberapa garis, lalu beliau
bersabda : "Ini adalah mannusia dan ini adalah angan-angannya dan ini
adalah ajalnya ketika ia berada dalam angan-angan tiba-tiba datang kepadanya
garisnya yang paling dekat (yaitu ajalnya)".
Hadits ini
memperingatkan agar orang mempersedikit angan-angan karena takut kedatangan
ajalnya yang tiba-tiba dan selalu ingat bahwa ajalnya telah dekat. Barang siapa
yang mengabaikan ajalnya, maka patutlah dia didatangi ajalnya dengan tiba-tiba
dan diserang ketika ia dalam keadaan terperdaya dan lengah, karena manusia itu
sering terperdaya oleh angan-angannya.
Abdullah bin
Umar berkata : "Rasulullah صلی الله عليه وسلم melihat aku ketika aku dan
ibuku sedang memperbaiki salah satu pagar milikku. Beliau bertanya:
'sedang melakukan
apa ini wahai Abdullah?'
Saya jawab :
'Wahai Rasulullah, telah rapuh pagar ini, karena itu kami memperbaikinya'. Lalu
beliau bersabda : 'Kehidupan ini lebih cepat dari rapuhnya pagar ini'.
Kita memohon kepada
Allah semoga kita dirahmati dan dijadikan orang yang zuhud terhadap kehidupan
dunia dan menjadikan kita bersemangat mengejar apa yang ada di sisi-Nya dan
menjadikan kita memperoleh kesenangan di hari kiamat. Sesungguhnya Dia adalah
Tuhan yang Maha Dermawan, Maha Pemurah, Maha Pengampun dan Maha Belaskasih.[Hadits
Shahih terlengkap di Indonesia, Posted
by Ceros Rino on Selasa, 09 April 2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar