Rabu, 20 November 2013

8. Perintah Memerangi Yang Tidak Shalat dan Tidak Membayar Zakat



PEMBAHASAN HADITS ARBA’IN AN NAWAWIYAH
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros


PERINTAH MEMERANGI MANUSIA YANG TIDAK SHALAT
 DAN TIDAK MENGELUARKAN ZAKAT

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم    قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا  مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
[رواه البخاري ومسلم ]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث  :
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta  mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah Subhanahu wata'ala.    (Riwayat Bukhori dan Muslim) 
Catatan :
Hadits ini secara praktis dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, sejumlah rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi mereka termasuk di antaranya mereka yang menolak membayar zakat. Maka Umar bin Khottob menegurnya seraya berkata : “ Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda : Aku diperintahkan…..(seperti hadits diatas)” . Maka berkatalah Abu Bakar : “Sesungguhnya zakat adalah haknya harta”, hingga akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya memerangi mereka.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Maklumat peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka selamat.
2.     Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi mereka yang menolak membayar zakat.
3.     Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan darah kaum muslimin.
4.     Diperbolehkannya hukuman  mati bagi setiap muslim jika dia melakukan perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti : Berzina bagi orang yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan sengaja dan meninggalkan agamanya dan jamaahnya .
5.     Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan murji’ah yang mengira bahwa iman tidak membutuhkan amal perbuatan.
6.     Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan syari’atnya.
7.     Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi dilimpahkan kepada Allah.
Pembahasan
1.      Pentingnya menegakkan shalat
Shalat berarti mengadakan hubungan vertikal kepada Khaliq [Allah Maha Pencipta] dengan segala kerendahan hati bermunajat dengan permohonan dan ampunan. Banyak orang yang meninggalkan shalat lalu hdupnya diliputi  oleh kehancuran karena Allah telah menjanjikan, ”Ingatlah Aku, maka Aku akan ingat kepadamu, berdo’alah kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan”,

Dan dalam surat Ar Ra’du 13; 28 Allah Swt berfirman bahwa shalat salah satu sarana untuk mendatangkan ketenangan hati selain ibadah-ibadah lainnya,;”Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”.

Shalat disamping sebagai sarana ibadah bagi orang islam dia juga ciri dan pembeda dengan orang lain. Rasululllah Saw pernah bersabda bahwa yang membedakan orang islam dengan orang kafir adalah shalat. [Shalat merupakan ibadah wajib dalam ajaran Islam yang dilakukan sehari semalam lima waktu dengan tata cara tertentu, shalat merupakan upaya agar mampu menahan seseorang dari berbuat keji dan mungkar. Dengan shalat seseorang mendekatkan diri kepada Allah membina hubungan vertikal juga memupuk hubungan herizontal antara manusia.  Pada satu segi shalat mendatangkan kecelakaan bagi pelaksananya karena tidak melaksanakan dengan baik sesuai dengan aturan yang ditentukan Allah; "Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". [Al Ankabut 29;45].

Orang yang shalat akan tercegah dari perbuatan jahat, hatinya tidak akan tergerak untuk melakukan kejahatan, bila shalat dilakukan, sementara diikuti pula dengan kejahatan berarti orang tersebut shalatnya tidak membekas, selain itu shalat merupakan sarana untuk selalu ingat kepada Allah, ketika manusia lupa dengan Khaliqnya cendrung kekufuran, kemusyrikan dan kemunafikan hinggap pada pribadinya;"Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku"[Thaaha 20;14]

Kalaulah ummat ini bersih tauhidnya, shahih ibadahnya dan bagus akhlaknya maka dapat dipastikan pribadinya adalah pribadi yang shaleh, yaitu orang yang bertaqwa kepada Allah, hal itu saja dapat mencegah dari datangnya musibah dan bencana, tapi realita dalam kehidupan sehari-hari ummat islam sering sekali meninggalkan shalat, shalat juga tapi tidak tepat waktu, tepat waktu juga tapi shalatnya berbaur dengan amalan bid'ah.

Abdullah ibnu Mas'ud Ra berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdol?" Beliau menjawab, "Shalat tepat pada waktunya." Aku bertanya lagi, "Lalu apa lagi?" Beliau menjawab, "Berbakti kepada kedua orang tua." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Berjihad di jalan Allah." (HR. Bukhari)

Dari Abu Qatadah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku menfardhukan atas umatmu shalat lima (waktu). Dan Aku janjikan janji bahwasanya barangsiapa yang menjaga shalat itu pada waktunya, maka Aku masukkan ke sorga. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka tidak ada janjiKu padanya".

Karena pengetahuan agama yang tidak cukup, iman yang dangkal dan ibadah yang sekedarnya, banyak  sekali ummat islam yang tidak shalat, padahal pada satu sisi orangnya baik, pekerja keras untuk mencari nafkah bagi kepentingan keluarganya, tapi sayang sekali dia tidak melakukan shalat, ketika ketika banyak mengunjungi warga yang sedang sakit, sebelum sakit mereka adalah warga yang rajin shalat, tapi ketika  jatuh sakit saat itu dia tinggalkan shalat, alangkah ironinya, seharusnya saat sakit itulah saat-saat semakin dekat kepada Allah, siapa tahu ajal semakin dekat, tapi tidak shalat apalah jadinya, apalagi sakit yang diderita sekian hari, sekian bulan, maka otomatis shalat tidak dikerjakan dengan alasan tidak mampu berbuat apa-apa karena terserang penyakit.

Padahal dalam islam sudah dituntunkan bahwa ummat ini banyak mendapatkan dispensasi dalam ibadah apalagi dalam keadaan sakit, kalau tidak mampu berdiri maka lakukanlah shalat dengan duduk, tidak sanggup duduk maka berbaringlah, dalam keadaan sakit yang parah, dengan gerakanpun tidak sanggup maka lakukan dengan isarat atau kedikan mata saja, sehingga tidak ada alasan untuk tidak shalat, berhalangan menggunakan air maka dapat dilakukan dengan bertayamum.

Di kampung-kampung kita menemukan masyarakat yang tidak shalat karena mereka beranggapan shalat cukup dengan mengingat Allah saja, bahkan ada aliran sesat yang mengajak masyarakat untuk mendalami suatu ilmu, semakin bagus ilmunya semakin meninggalkan shalat, mereka mengutamakan hakekat saja dan meninggalkan syariat. Ada pula yang  menyatakan yang penting hati bersih, karena shalatkan untuk membersihkan hati, padahal siapa yang lebih bersih hatinya di dunia ini selain Rasulullah tapi beliau luar biasa ibadah shalat dilakukannya.

Kita juga bisa melihat ada masyarakat yang menghabiskan waktunya dari siang sampai siang lagi hingga malam sampai malam lagi untuk mencari rezeki dengan berbagai profesi, hal itu dia peroleh dengan keberhasilan yang luar biasa, rezekinya bagus, usahanya maju, anak-anaknyapun banyak yang pandai mencari uang dengan berbagai pekerjaan tapi keluarga itu walaupun muslim tapi tidak satupun yang shalat.

Bagaimana tidak yang akhirnya Allah mendatangkan musibah dan bencana di negeri ini kalau banyak ummatnya yang meninggalkan shalat padahal shalat itu kewajiban setiap muslim yang tidak bisa diwakilkan kepada siapapun, bila hal ini terjadi maka tidak ada artinya manusia hidup berlama-lama di dunia ini, Allah punya hak preogatif untuk menggantikan ummat ini sekehendak-Nya.

Saat ajal akan menjemput Rasulullah maka ada tiga kata yang beliau ucapkan secara berulang-ulang yaitu Ash Shalat, An Nisa' dan Ummati, artinya shalat, wanita dan ummatku. Shalat disampaikan Rasul dikala ajal menjemput sebuah isyarat agar ummat ini menjaga shalat khususnya yang lima waktu itu, jangan disia-siakan karena letak keislaman seseorang masih terpelihara dikala shalat masih terjaga dan bila shalat telah diabaikan maka diragukan keislaman seseorang."Mereka itu adalah orang-orang yang Telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang Telah kami beri petunjuk dan Telah kami pilih. apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, Maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan, Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun" [Maryam 19;58-60].

Apakah kita pengganti dari generasi terdahulu yang digambarkan Allah sehingga kita termasuk orang yang menyia-nyiakan shalat, bila hal ini benar maka sungguh musibah dan bencana akan terus datang di negeri kita ini tanpa bisa dicegah oleh siapapun, kecuali kita segera bertaubat dari segala kefasikan ini kemudian membenahi kembali shalat yang sudah lama dilalaikan, karena ukuran baiknya amal yang akan diterima Allah adalah bagusnya ibadah shalat yang dikerjakan.

Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdullah Al-Anshari radhiallahu ‘anhu. Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam, “Apa pendapatmu bila aku telah sholat lima waktu, berpuasa Ramadhan, aku menghalalkan yang halal, dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambah amalan selain itu, apakah aku akan masuk surga?” Nabi menjawab, “Ya” (HR Muslim) Wa Allahu a’lam [Cubadak Solok, 2 Zulhijjah 1431.H/ 9 Nofember 2010.M].

2.      Pentingnya Membayarkan zakat
Allah selalu menganjurkan hamba-Nya untuk menafkahkan harta di jalan yang benar dengan pahala yang berlipat ganda, sebuah stimulan untuk meransang dan memanggil orang-orang yang berpunya, yang berharta, orang yang kaya untuk meneteskan hartanya untuk kesejukan fakir miskin dan yang berhak untuk menerimanya; ”Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka pada jalan Allah, adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. dan Allah melipatgandakan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah itu luas pemberian-Nya dan Dia amat Mengetahui”. [Al Baqarah 2;261]

Profesi apapun yang mendatangkan penghasilan bagi seseorang maka berkewajiban untuk menunaikan zakatnya, bila tidak mencukupi nishabnya maka jadilah infaq atau shadaqah namanya. Petani dan pedagang saja dituntut untuk membayar zakat atas penghasilannya apatahlagi yang menghasilkan lebih dari itu seperti dokter, pengacara, anggota dewan, kepala daerah tentu lebih terdepan dalam menunaikan zakat seharusnya, karena pentingnya membayar zakat itulah maka Abu Bakar segera menyerbu rumah orang tersebut untuk diperangi.

            Abu Hurairah berkata, "Ketika Rasulullah wafat, dan yang menjadi Khalifah sepeninggal beliau adalah Abu Bakar, maka kafirlah orang-orang yang kafir dari kalangan bangsa Arab. Umar berkata kepada Abu Bakar, 'Bagaimana engkau akan memerangi orang-orang, sedangkan Rasulullah telah bersabda, 'Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan, 'Tiada tuhan melainkan Allah.' Barangsiapa yang telah mengucapkannya, maka ia telah memelihara daripadaku harta dan jiwanya kecuali dengan haknya, dan hisabnya atas Allah ta'ala?' Abu Bakar berkata, 'Demi Allah, saya akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena zakat itu hak harta. Demi Allah, seandainya mereka menghalangi saya dari anak kambing (dalam satu riwayat: seikat tali) yang dulu mereka tunaikan kepada Rasulullah, niscaya saya perangi karena pencegahannya itu.' Umar berkata, 'Demi Allah, hal itu tidak lain karena (aku melihat bahwa ) Allah telah membuka hati Abu Bakar untuk (memeranginya), maka saya tahu bahwa hal itu betul.'"

            Kalau zakat tidak ditunaikan padahal menurut ukuran syariat mampu untuk mengerluarkannya maka bencana apalagi yang akan datang di negeri ini setelah sekian musibah ditimpakan kepada umat ini, apakah masih sanggup kita menerima musibah sebagaimana letusan gunung Merapi di Jawa Tengah [2010] yang menghancurkan sekian hektar perkebunan dan hutan bahkan menjadikan daerah radius duapuluh kilometer ibarat kota mati karena binasa oleh lahar panas, abu panas yang merosak, dan Gunung Krakatau yang menenggelamkan kembali pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Ataukah kita masih sanggup menerima bencana seperti Tsunami di Aceh dan Metawai yang meluluhlantakkan semuanya. Bagaimana gempa menghancurkan Sumatera Barat [2009], banjir bandang di Wasior Papua [2010], yang semua itu selain ujian juga merupakan azab kepada orang-orang yang tidak menunaikan kewajibannya kepada Allah;" Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,

"Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, Lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."[At Taubah 9;34-35]

Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah bersabda, 'Barangsiapa yang diberi harta oleh Allah, namun tidak mengeluarkan zakatnya, maka harta itu akan dijadikan seperti ular jantan botak (karena banyak racunnya dan sudah lama usianya). Ular itu mempunyai dua taring yang mengalungi lehernya pada hari kiamat. Kemudian ular itu menyengatnya dengan kedua taringnya. Ia mencengkeram kedua rahangnya dengan berkata, 'Saya adalah hartamu, saya adalah simpananmu.' Kemudian beliau membaca ayat, 'Sekali-kali janganlah orang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Tetapi, kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu kelak akan dikalungkan di leher mereka di hari kiamat. Kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.' (Dalam satu jalan periwayatan dengan redaksi yang berbunyi: 'Harta simpanan seseorang dari kamu itu besok pada hari kiamat akan menjadi ular jantan yang botak, dan pemiliknya lari menjauhinya. Tetapi, ular itu mengejarnya sambil berkata, 'Aku adalah harta simpananmu.' Rasulullah bersabda, 'Demi Allah, ular itu terus mengejarnya. Sehingga, ia membentangkan tangannya, lalu ular itu mengunyahnya dengan mulutnya.' Sabda beliau selanjutnya, 'Apabila pemilik binatang ternak itu tidak memberikan haknya (zakat nya), niscaya ternak itu akan dikuasakan atasnya pada hari kiamat. Lalu, akan menginjak-injak wajahnya dengan telapak kakinya.' )."

Selain shalat maka kewajiban mendesak yang harus ditunaikan oleh seorang muslim adalah membayar zakat dikala sudah sesuai dengan nisabnya, karena makna salam kekiri dan ke kanan dalam shalat adalah menebarkan kesejahteraan kepada ummat islam di sekeliling kita, kesejahteraan akan tercapai bila ada berbagi dalam penghasilan, itulah zakat; "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." [At Taubah 9;103]

Haritsah bin Wahab (al-Khuza'i ) berkata, "Saya mendengar Nabi bersabda, 'Bersedekahlah! Sesungguhnya akan datang atasmu suatu masa ketika seseorang berjalan membawa sedekahnya lalu ia tidak menjumpai orang yang mau menerimanya. Seseorang berkata, 'Seandainya kamu membawanya kemarin, niscaya saya terima. Adapun hari ini maka saya tidak membutuhkannya.'".

Sarana untuk membersihkan harta dan mensucikan jiwa adalah zakat, bersih dari hal-hal yang mungkin cara memperolehnya agak diragukan atau subhat, ada hal-hal yang tanpa sengaja terbawa milik orang lain dalam harta itu atau hasil pekerjaan yang pekerjaan itu tidak dilaksanakan dengan baik, selain itu juga mensucikan jiwa seseorang dari sifat kikir, mensucikan diri dari sifat mementingkan diri sendiri, ternyata dengan berzakat juga mampu untuk menghindari negeri ini dari musibah dan bencana, bila bencana sudah datang maka tidak ada lagi menfaatnya harta yang dikumpulkan itu malah akan menerima zakat dan infaq dari orang lain. Wa Allahu a’lam [Cubadak Solok, 2 Zulhijjah 1431.H/ 9 Nofember 2010.M].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar