Rabu, 20 November 2013

19. Mintalah Pertolongan Kepada Allah



PEMBAHASAN HADITS  ARBA’IN AN NAWAWIYAH
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros

MINTALAH PERTOLONGAN KEPADA ALLAH
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ  يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata : Suatu saat saya berada dibelakang nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda : Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan : Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang  ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Perhatian Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam mengarahkan umatnya serta menyiapkan generasi mu’min idaman.
2.     Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian pelajar agar timbul keinginannya terhadap pengetahuan sehingga hal tersebut lebih terkesan dalam dirinya.
3.     Siapa yang konsekwen melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan menjaganya di dunia dan akhirat.
4.     Beramal shalih serta melaksanakan perintah Allah dapat menolak bencana dan mengeluarkan seseorang dari kesulitan.
5.     Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak dapat dilakukan makhluk) selain kepada Allah semata.
6.     Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan ketetapan Allah ta’ala .
7.     Menghormati waktu dan menggunakannya kepada sesuatu yang bermanfaat  sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam memanfaatkan waktunya saat beliau berkendaraan.
Pembahasan;
Diciptakan manusia di dunia ini oleh Allah dibawah lindungan dan pengawasannya,sejak manusia dipertemukan di alam rahim antara sperma dan sel telur, ditiupkannya ruh pada bulan keempat sampai kepada rezeki, usia, jodoh, qada dan qadarnya telah ditentukan Allah, sekali-kali Dia tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya, dalam kondisi apapun dijamin akan diperoleh pertolongan-Nya sebagai mana firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;257 “Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

Kemurnian tauhid seorang mukmin nampak ketika ucapan syahadat mengejawantah pada sebuah pengakuan yaitu “Laa Waliy Illallah” artinya, tidak ada Penolong kecuali Allah. Bila hal ini tidak terukir dalam kehidupan sehari-hari berarti diragukan kemurnian tauhid seseorang, bahkan dapat melencengkan syahadatnya yang otomatis keluar dari bingkai mukmin.

Segala permohonan dan permintaan yang hakiki hanya ditujukan kepada Allah karena Dialah yang punya hak untuk memberikan  pertolongan kepada hamba-Nya;

“Hadits Zaid bin Khalid mengatakan,”Kami shalat subuh di Hudaibiyyah bersama Rasulullah, ada bekas hujan pada malam harinya. Setelah selesai shalat Rasulullah menghadap orang banyak seraya berkata,”Tahukah kamu apa yang difirmankan oleh Tuhanmu?” mereka menjawab,”Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui” Nabi bersabda,”Pagi ini hamba-Ku ada yang beriman dan ada yang kafir. Barangsiapa mengatakan kami diberi hujan dengan rahmat dan fadhilah Allah, berarti dia beriman kepada-Ku dan tidak percaya kepada bintang, dan barangsiapa yang mengatakan kami dihujani oleh letak bulan ini dan tempat bulan itu maka berarti dia tak  percaya kepada-Ku, tetapi beriman kepada bintang” [HR.Bukhari dan Muslim] 

“Dari Abu Malik Al Asy Ari mengatakan bahwa Rasulullah bersabda.”Empat perkara jahiliyah ada pada ummatku yang tidak akan mereka tinggalkan; sombong dengan kedudukan, mencela keturunan, minta hujan kepada bintang dan meratapi orang mati”[HR.Muslim]

Demikian halusnya perangkap syirik untuk menggelincikan iman seseorang, sedikit saja kepercayaan kepada Allah ragu atau menandingi keberadaan Allah telah membawanya kepada kerusakan aqidah, pertolongan Allah wajib diyakini oleh setiap muslim dalam setiap derap langkah kehidupan manusia. Bila Allah telah memutuskan untuk memberikan pertolongan kepada seseorang, walaupun semua manusia dan makhluk lain menghalanginya maka tidak akan mampu mencegah Allah demikian pula sebaliknya bila Allah memutuskan untuk memberikan celaka kepada seseorang, walaupun seisi dunia ini mencegahnya tidak akan dapat menghentikan. Memberikan perlindungan kepada hamba-Nya, bagi Allah adalah merupakan hak-Nya, hak Allah itu terbagi dua yaitu;

Pertama; hak yang berhubungan dengan amalan dan perbuatan lahir, misalnya menunaikan shalat, shaum ramadhan, mengeluarkan zakat, melakukan ibadah haji bagi yang mampu dan memenuhi syarat, menjauhi dosa-dosa besar, menghindari dan tidak mengekalkan dosa-dosa kecil, memberikan pertolongan kepada hamba Allah  dan perbuatan-perbuatan lain yang sudah ada perinciannya dalam syariat islam yang mulia.

Kedua; hak yang berhubungan dengan I’tikad [keimanan] dan amalan bathin. Setiap orang wajib beri’tikad dan keyakini bahwa Allah Swt Maha Esa dalam zat-Nya dan Perbuatan-Nya, satu-satunya tempat berlindung dan minta pertolongan.

Namun kadangkala manusia tidak sabar menanti kedatangan pertolongan Allahaaa tersebut sehingga rasa kesal dan tidak sabar membuat manusia tadi mencari penolong-penolong lain dengan menggadaikan aqidahnya;“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” [Al Baqarah 2;214].

Untunglah mereka mendapat siraman rohani dari para Rasul dan orang-orang shaleh sehingga menanti pertolongan Allah penuh dengan sabar dan ketegaran iman. Pada suatu saat Rasulullah tengah dalam keadaan shalat di Ka’bah, tiba-tiba datanglah Uqbah bin Mu’aith membawa kotoran onta, tanpa segan-seganlagi, kotoran binatang tersebut dilemparkan ke kepala Rasulullah yang tengah bersujud. Sungguh buruklah apa yang mereka lakukan itu, apalagi setelah Abu Jahal dan kawan-kawannya terbahak-bahak menyaksikan kejadian itu.akhirnya Fatimah Az Zahra yang datang membersihkan kotoran onta dari kepada ayahandanya.

Pada kesempatan lain, saat beliau tengah shalat di Hijr Ismail, datang pula Uqbah bin Mu’aaith, melihat beliau baru shalat, Uqbah segera melepaskan sorbannya, lalu dipilin menjadi sebuah jerat. Segera Uqbah menyerap Rasulullah dari belakang, dan menjeratkan sorban beliau ke leher beliau lalu menariknya kuat-kuat. Dengan perbuatannya itu tentu saja Rasulullah tercekik dengan amat kuatnya. Tiba-tiba mjuncullah Abu Bakar yang segera menangkap bahu Uqbah dari belakang dengan kuat, lalu dibantingnya tubuh Uqbah hingga terpelanting. Saat itu Abu Bakar berkata kepada Uqbah,”Apa kamu akan membunuh seseorang yang berkata bahwa Rabbku adalah Allah, sedangkan datangnya kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Rabbmu?’’

Disuatu kesempatan, ummat islam dalam keadaan kritis berhadapan dengan teror dan penyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir,mereka mengharapkan agar segera diberikan Allah pertolongan. Mendengar itu Rasulullah marah  dan bersabda,”Kenapa engkau ini, dahulu orang-orang sebelummu sudah banyak menerima penderitaan, tubuh mereka digergaji, rambut mereka disisir dengan sisir yang terbuat dari besi lalu terkelupas kulit kepalanya, mereka tidak buru-buru mengharapkan pertolongan Allah, tapi kini kalian belum apa-apa sudah mengeluh”.

 Banyak sudah dicatat dalam sejarah bagaimana perjuangan da’wah Rasulullah, para shahabat dan para shalafus shaleh saat menempuh jalan iman dan da’wah ini selalu mendapat pertolongan dari Allah, mereka berharap agar pertolongan itu datang pada saatnya, sebagaimana pada Perang Badar akan berlansung, dengan rasa harap dan do’a yang dipanjatkan oleh Rasulullah, dalam kemahnya beliau sendiri saja bermunajad kepada Allah dengan harapan agar perang ini dimenangkan oleh kaum muslimin, “Ya Allah seandainya perang ini tidak dimenangkan oleh kaum muslimin maka sungguh ya Allah tidak ada lagi orang di dunia ini yang menyembah-Mu’’.

Allah meresfon do’a beliau dengan dibalasi  pertolongan sehingga kemenangan diraih dalam perang Badar itu sebagaimana ayat bagian awal dari tulisan ini [8;9]

Keimanan yang mantaplah dengan merealisasikan salah satu unsur kalimat syahadat akan mendapat perhatian, resfon dan pertolongan Allah. Tanpa itu semua mustahil kemenangan akan diraih. Sejauh mana kita mendekatkan diri kepada Allah sebatas itu pulalah kedekatan Allah dengan kita bahkan lebih sebagaimana dalam hadits qudsi beliau mengatakan,”Ketika hamba-Ku datang dengan berjalan maka Aku akan datang dengan berlari, bila mereka berlari maka secepat kilat Aku menemuinya”, subhanallah, demikian perhatian Allah kepada orang-orang yang mampu mengujudkan syahadat dalam hidupnya sehari-hari ;
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” [Al Baqarah 2;186] [Solok, 26042000]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar