PEMBAHASAN HADITS ARBA’IN AN NAWAWIYAH
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros
MINTALAH
PERTOLONGAN KEPADA ALLAH
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ
يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ
وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ
اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ
بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ
بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ،
رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي:
احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ
يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ
لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ
النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ
الْعُسْرِ يُسْراً].
Terjemah hadits / ترجمة
الحديث :
Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas
radhiallahuanhuma, beliau berkata : Suatu saat saya berada dibelakang nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda : Wahai ananda, saya akan
mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya dia akan
menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu. Jika kamu
meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah
pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul
untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat
memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan
jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak
akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena
telah diangkat dan lembaran telah kering.
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : Haditsnya
hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan : Jagalah Allah,
niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu
senggang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang
ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang ditetapkan
akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan bersama
kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Perhatian Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam mengarahkan umatnya serta menyiapkan
generasi mu’min idaman.
2. Termasuk adab
pengajaran adalah menarik perhatian pelajar agar timbul keinginannya terhadap
pengetahuan sehingga hal tersebut lebih terkesan dalam dirinya.
3. Siapa yang konsekwen
melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan menjaganya di dunia
dan akhirat.
4. Beramal shalih serta
melaksanakan perintah Allah dapat menolak bencana dan mengeluarkan seseorang
dari kesulitan.
5. Tidak mengarahkan
permintaan apapun (yang tidak dapat dilakukan makhluk) selain kepada Allah
semata.
6. Manusia tidak akan
mengalami musibah kecuali berdasarkan ketetapan Allah ta’ala .
7. Menghormati waktu dan
menggunakannya kepada sesuatu yang bermanfaat sebagaimana Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam memanfaatkan waktunya saat beliau berkendaraan.
Pembahasan;
Diciptakan manusia di dunia ini oleh Allah dibawah
lindungan dan pengawasannya,sejak manusia dipertemukan di alam rahim antara sperma
dan sel telur, ditiupkannya ruh pada bulan keempat sampai kepada rezeki, usia,
jodoh, qada dan qadarnya telah ditentukan Allah, sekali-kali Dia tidak akan
menyia-nyiakan hamba-Nya, dalam kondisi apapun dijamin akan diperoleh
pertolongan-Nya sebagai mana firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;257 “Allah pelindung orang-orang yang beriman;
dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan
mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Kemurnian
tauhid seorang mukmin nampak ketika ucapan syahadat mengejawantah pada sebuah
pengakuan yaitu “Laa Waliy Illallah” artinya, tidak ada Penolong kecuali Allah.
Bila hal ini tidak terukir dalam kehidupan sehari-hari berarti diragukan
kemurnian tauhid seseorang, bahkan dapat melencengkan syahadatnya yang otomatis
keluar dari bingkai mukmin.
Segala
permohonan dan permintaan yang hakiki hanya ditujukan kepada Allah karena
Dialah yang punya hak untuk memberikan
pertolongan kepada hamba-Nya;
“Hadits Zaid bin Khalid mengatakan,”Kami shalat subuh di
Hudaibiyyah bersama Rasulullah, ada bekas hujan pada malam harinya. Setelah
selesai shalat Rasulullah menghadap orang banyak seraya berkata,”Tahukah kamu
apa yang difirmankan oleh Tuhanmu?” mereka menjawab,”Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui” Nabi bersabda,”Pagi ini hamba-Ku ada yang beriman dan ada yang
kafir. Barangsiapa mengatakan kami diberi hujan dengan rahmat dan fadhilah
Allah, berarti dia beriman kepada-Ku dan tidak percaya kepada bintang, dan
barangsiapa yang mengatakan kami dihujani oleh letak bulan ini dan tempat bulan
itu maka berarti dia tak percaya
kepada-Ku, tetapi beriman kepada bintang” [HR.Bukhari dan Muslim]
“Dari Abu Malik Al Asy Ari mengatakan bahwa Rasulullah
bersabda.”Empat perkara jahiliyah ada pada ummatku yang tidak akan mereka
tinggalkan; sombong dengan kedudukan, mencela keturunan, minta hujan kepada
bintang dan meratapi orang mati”[HR.Muslim]
Demikian
halusnya perangkap syirik untuk menggelincikan iman seseorang, sedikit saja
kepercayaan kepada Allah ragu atau menandingi keberadaan Allah telah membawanya
kepada kerusakan aqidah, pertolongan Allah wajib diyakini oleh setiap muslim
dalam setiap derap langkah kehidupan manusia. Bila Allah telah memutuskan untuk
memberikan pertolongan kepada seseorang, walaupun semua manusia dan makhluk
lain menghalanginya maka tidak akan mampu mencegah Allah demikian pula
sebaliknya bila Allah memutuskan untuk memberikan celaka kepada seseorang,
walaupun seisi dunia ini mencegahnya tidak akan dapat menghentikan. Memberikan
perlindungan kepada hamba-Nya, bagi Allah adalah merupakan hak-Nya, hak Allah
itu terbagi dua yaitu;
Pertama; hak yang
berhubungan dengan amalan dan perbuatan lahir, misalnya menunaikan shalat,
shaum ramadhan, mengeluarkan zakat, melakukan ibadah haji bagi yang mampu dan
memenuhi syarat, menjauhi dosa-dosa besar, menghindari dan tidak mengekalkan
dosa-dosa kecil, memberikan pertolongan kepada hamba Allah dan perbuatan-perbuatan lain yang sudah ada
perinciannya dalam syariat islam yang mulia.
Kedua; hak yang
berhubungan dengan I’tikad [keimanan] dan amalan bathin. Setiap orang wajib
beri’tikad dan keyakini bahwa Allah Swt Maha Esa dalam zat-Nya dan
Perbuatan-Nya, satu-satunya tempat berlindung dan minta pertolongan.
Namun
kadangkala manusia tidak sabar menanti kedatangan pertolongan Allahaaa tersebut
sehingga rasa kesal dan tidak sabar membuat manusia tadi mencari
penolong-penolong lain dengan menggadaikan aqidahnya;“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” [Al Baqarah 2;214].
Untunglah
mereka mendapat siraman rohani dari para Rasul dan orang-orang shaleh sehingga
menanti pertolongan Allah penuh dengan sabar dan ketegaran iman. Pada suatu
saat Rasulullah tengah dalam keadaan shalat di Ka’bah, tiba-tiba datanglah
Uqbah bin Mu’aith membawa kotoran onta, tanpa segan-seganlagi, kotoran binatang
tersebut dilemparkan ke kepala Rasulullah yang tengah bersujud. Sungguh buruklah
apa yang mereka lakukan itu, apalagi setelah Abu Jahal dan kawan-kawannya
terbahak-bahak menyaksikan kejadian itu.akhirnya Fatimah Az Zahra yang datang
membersihkan kotoran onta dari kepada ayahandanya.
Pada
kesempatan lain, saat beliau tengah shalat di Hijr Ismail, datang pula Uqbah
bin Mu’aaith, melihat beliau baru shalat, Uqbah segera melepaskan sorbannya,
lalu dipilin menjadi sebuah jerat. Segera Uqbah menyerap Rasulullah dari
belakang, dan menjeratkan sorban beliau ke leher beliau lalu menariknya
kuat-kuat. Dengan perbuatannya itu tentu saja Rasulullah tercekik dengan amat
kuatnya. Tiba-tiba mjuncullah Abu Bakar yang segera menangkap bahu Uqbah dari
belakang dengan kuat, lalu dibantingnya tubuh Uqbah hingga terpelanting. Saat
itu Abu Bakar berkata kepada Uqbah,”Apa kamu akan membunuh seseorang yang
berkata bahwa Rabbku adalah Allah, sedangkan datangnya kepadamu dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dari Rabbmu?’’
Disuatu
kesempatan, ummat islam dalam keadaan kritis berhadapan dengan teror dan penyiksaan
yang dilakukan oleh orang-orang kafir,mereka mengharapkan agar segera diberikan
Allah pertolongan. Mendengar itu Rasulullah marah dan bersabda,”Kenapa engkau ini, dahulu
orang-orang sebelummu sudah banyak menerima penderitaan, tubuh mereka digergaji,
rambut mereka disisir dengan sisir yang terbuat dari besi lalu terkelupas kulit
kepalanya, mereka tidak buru-buru mengharapkan pertolongan Allah, tapi kini
kalian belum apa-apa sudah mengeluh”.
Banyak sudah dicatat dalam sejarah bagaimana
perjuangan da’wah Rasulullah, para shahabat dan para shalafus shaleh saat
menempuh jalan iman dan da’wah ini selalu mendapat pertolongan dari Allah,
mereka berharap agar pertolongan itu datang pada saatnya, sebagaimana pada
Perang Badar akan berlansung, dengan rasa harap dan do’a yang dipanjatkan oleh
Rasulullah, dalam kemahnya beliau sendiri saja bermunajad kepada Allah dengan
harapan agar perang ini dimenangkan oleh kaum muslimin, “Ya Allah seandainya
perang ini tidak dimenangkan oleh kaum muslimin maka sungguh ya Allah tidak ada
lagi orang di dunia ini yang menyembah-Mu’’.
Allah
meresfon do’a beliau dengan dibalasi
pertolongan sehingga kemenangan diraih dalam perang Badar itu
sebagaimana ayat bagian awal dari tulisan ini [8;9]
Keimanan
yang mantaplah dengan merealisasikan salah satu unsur kalimat syahadat akan
mendapat perhatian, resfon dan pertolongan Allah. Tanpa itu semua mustahil
kemenangan akan diraih. Sejauh mana kita mendekatkan diri kepada Allah sebatas
itu pulalah kedekatan Allah dengan kita bahkan lebih sebagaimana dalam hadits
qudsi beliau mengatakan,”Ketika hamba-Ku datang dengan berjalan maka Aku akan
datang dengan berlari, bila mereka berlari maka secepat kilat Aku menemuinya”,
subhanallah, demikian perhatian Allah kepada orang-orang yang mampu mengujudkan
syahadat dalam hidupnya sehari-hari ;
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran” [Al Baqarah 2;186] [Solok, 26042000]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar