PEMBAHASAN HADITS ARBA’IN AN NAWAWIYAH
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros
SHADAQAH
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ
بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ،
وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ
لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ
تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ
صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي
بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي
أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ
وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي
الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
[رواه مسلم]
Terjemah hadits / ترجمة
الحديث :
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah
orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang
kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana
kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan
kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi
kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih merupakan
sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah,
setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan
setiap kemaluan kalian merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah
masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya
?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut
disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika
hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan
pahala.(Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Sikap bijak dalam
menanggapi berbagai kondisi serta mendatangkan kabar gembira bagi jiwa serta
menenangkan perasaan.
2. Para shahabat
berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.
3. Luasnya keutamaan
Allah ta’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan yang dibuka bagi hamba-Nya.
4. Semua bentuk zikir
sesungguhnya merupakan shodaqoh yang dikeluarkan seseorang untuk dirinya.
5. Kebiasaan-kebiasaan
mubah dan penyaluran syahwat yang disyariatkan dapat menjadi ketaatan dan
ibadah jika diiringi dengan niat shalih.
6. Anjuran untuk meminta
sesuatu yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dan yang dapat meningkatkan
dirinya ke derajat yang lebih sempurna.
7. Didalam hadits ini
terdapat keutamaan orang kaya yang bersyukur dan orang fakir yang bersabar.
Pembahasan;
Ibadah yang dilakukan seorang muslim
banyak sekali asfek sosialnya walaupun ganjaran dan hikmahnya dirasakan oleh
pribadi masing-masing, demikian pula halnya yang dikatakan ibadah dalam ajaran
islam bukan hanya semata-mata ibadh ritual seperti shalat, puasa dan zikir
saja, bahkan infaq atau sedekah
merupakan ibadah yang tidak bisa dianggap enteng pahalanya.
Dua ayat dibawah ini merupakan
pijakan untuk mengeluarkan nilai lebih
yang kita miliki yaitu;
1.Surat Al Baqarah 2;261
”Perumpamaan
orang-orang yang menafkahkan harta mereka pada jalan Allah, adalah seperti
sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
dan Allah melipatgandakan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah itu luas
pemberian-Nya dan Dia amat Mengetahui”.
Dimana kita bisa mendapatkan pahala yang berlipat
ganda, kalau bukan dari Allah, imbalan
itu sungguh luar biasa, dengan satu rupiah saja bisa menghasilkan tujuh rupiah
yang kemudian dilipatkangandakan lagi menjadi tujuh ratus pahala. Dalam konsep
bisnis kelipatan begini sangat menggiurkan karena nampak jelas hasilnya, yang
membuat investor tidak segan-segan menginvestasikan dananya guna meraup
keuntungan yang tidak sedikit. Tapi ini imbalan kekayaan yang tidak nampak
diberikan Allah, hanya untuk kepentingan akherat sebagai balasan pahala bagi
hamba yang mau berinfaq, bersedekah dan berinvestasi dengan Allah.
2.Surat Ali Imran 3;92
”Kamu belum
lagi mencapai kebajikan sebelum kamu
menafkahkan sebagian dari apa yang kamu sukai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan
[dermakan] itu Allah Mengetahui”.
Jangan
bangga dulu lalu menepuk dada dengan menyatakan diri adalah orang baik, orang
shaleh dan orang dermawan dengan memberikan derma, infaq dan sedekah kepada
orang yang membutuhkan walaupun dalam jumlah banyak, bila yang diberikan itu
barang yang sudah busuk dan basi, barang yang sudah tidak terpakai lagi. Kebaikan
itu harus diuji dengan memberikan derma yang terbaik, yaitu memberikan sesuatu
yang masih disukai.
Dari Abu Dzar rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Ada sekelompok sahabat
Rasulullah melapor, “Wahai Rasulullah orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka
sholat sebagaimana kami sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, namun
mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Beliau bersabda, “Bukankah
Allah telah menjadikan bagi kalian apa-apa yang dapat kalian sedekahkan?
Sesungguhnya pada setiap tasbih ada sedekah, pada setiap tahmid ada sedekah dan
pada setiap tahlil ada sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang
kemungkaran adalah sedekah, dan mendatangi istrimu juga sedekah.” Mereka
bertanya. “Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang memenuhi kebutuhan
syahwatnya itu pun mendatangkan pahala?” Beliau bersabda, “Apa pendapatmu, bila
ia menempatkan pada tempat yang haram, bukankah ia berdosa? Demikian pula bila
ia menempatkan pada tempat yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)
Dari hadits diatas dinyatakan bahwa shadaqah
adalah memberikan kebaikan kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Dengan
demikian shadaqah maknanya luas mencakup seluruh kebaikan, berupa perkataan
atau perbuatan.
Ada beberapa keutamaan dari sedekah yaitu;
1.Pahala
orang yang bersedekah abadi; artinya tetap dihitung walaupun dia sudah
meninggal dunia sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah; Apabila anak
Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran
dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik
laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)
2.Pahala
sedekah yang besar; ada waktu-waktu tertentu yang menyebabkan pahala
ibadah kita lebih besar dibandingkan dengan sedekah yang lain seperti yang
ditanyakan oleh sahabat nabi. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
Saw, "Shadaqah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?" Nabi Saw
menjawab, "Saat kamu bersedekah hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi
pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan
ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan
untuk Fulan sekian.''(HR.Bukhari)
3.Pahala
sedekah banyak jenisnya; sedekah bukanlah berupa materi saja tapi
seluruh potensi yang kita miliki bisa disedekahkan kepada orang lain dan itu
berpahala; "Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya,
"Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?" Nabi Saw menjawab,
"Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu
bersodaqoh." Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?"
Nabi menjawab: "Menolong orang yang membutuhkan yang sedang
teraniaya" Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak
melakukannya?" Nabi menjawab: "Menyuruh berbuat ma'ruf." Mereka
bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi Saw
menjawab, "Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sedekah."
(HR. Bukhari dan Muslim)
4.Sedekah
kepada yang prioritas; sedekah atau infaq yang dikeluarkan muslim
seharusnya ditujukan kepada orang-orang tertentu, yang memang membutuhkan
sehingga menjadi prioritas, seperti sedekah diberikan kepada janda bahkan untuk
isteri dan keluarga juga bernilai pahala; "Orang yang mengusahakan
bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan
Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat
orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)
. Sodaqoh paling afdhol ialah
yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani
dan Abu Dawud)
Bersodaqoh pahalanya sepuluh,
memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan
kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya
dua puluh empat. (HR. Al Hakim)
5.Sedekah kepada hewan; Sedekah yang diberikan tadi bukan hanya khusus ditujukan kepada manusia saja, bahkan sedekah yang diberikan kepada hewanpun akan menerima imbalan dari Allah. Nabi Muhammad Saw pernah menceritakan dalam sebuah hadits yang mengatakan bahwa pada masa dahulu terdapat seorang anjing yang sedang kehausan di pinggir perigi [kolam], dia berputar-putar di pinggir kolan tersebut dengan amat letihnya. Ketika itu juga datanglah seorang pelacur Bani Israil. Dengan perasaan tulus dan ibu dibukanya sepatunya, kemudian disauknya air dengan sepatu tersebut. Anjing itupun minum dengan senangnya, hausnya lepas, kemudian dia berlalu meninggalkan pelacur seorang diri. Kata Nabi, Allah memperhitungkan dan mengampuni dosanya”.
6.Menyembunyikan sedekah; artinya agar sedekah yang dikeluarkan itu
ikhlas diberikan kepada yang berhak hanya semata-mata mencari ridha Allah. Dari
Anas bin Malik ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Ketika Allah menciptakan bumi, bumi itu goyang, maka
Dia menciptakan gunung-gunung, lalu bumi itu menjadi tetap (tidak bergoyang).
Maka Malaikat heran terhadap kehebatan gunung, mereka bertanya : "Wahai
Tuhanku, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada gunung ?" Dia
berfirman: "Ya, besi". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah
makhlukMu yang lebih hebat dari pada besi ?" Dia berfirman : "Ya,
api". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih
hebat dari pada api ?" Dia berfirman : "Ya, air". Mereka
bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada
air. ?" Dia berfirman : "Ya, angin". Mereka bertanya :
"Wahai TuhanKu, adakah dari makhlukMu yang lebih hebat dari pada angin
?"Dia berfirman : "Ya, anak Adam yang tangan kanannya mensedekahkan
sesuatu dengan tersembunyi dari tangan kirinya". (Hadits ditakhrij oleh
Tirmidzi)
7.Sedekah
hasrat biologis;
artinya hasrat biologis suami yang disampaikan kepada sang isteri juga dapat
dinilai kebaikan dan hal itu berpahala
sebagaimana rangkaian hadits diatas menyatakan"….dan mendatangi istrimu
juga sedekah.” Mereka bertanya. “Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang
memenuhi kebutuhan syahwatnya itu pun mendatangkan pahala?” Beliau bersabda,
“Apa pendapatmu, bila ia menempatkan pada tempat yang haram, bukankah ia
berdosa? Demikian pula bila ia menempatkan pada tempat yang halal, ia akan
mendapatkan pahala.” (HR. Muslim).
Demikian
luasnya Allah membuka peluang ibadah dan pahala kepada ummatnya yang mau dan
mampu menggunakan peluang itu, sehingga seluruh potensi hidupnya diberdayakan
untuk kepentingan ummat secara sosial guna meraup keuntungan dunia dan akherat
yaitu bernilai pahala, wallahu a'lam [Cubadak
Solok,12 Syawal 1431.H/ 21 September 2010]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar