Rabu, 20 November 2013

25. Shadaqah



PEMBAHASAN HADITS ARBA’IN AN NAWAWIYAH
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros

SHADAQAH
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى   الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا  : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
[رواه مسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala.(Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Sikap bijak dalam menanggapi berbagai kondisi serta mendatangkan kabar gembira bagi jiwa serta menenangkan perasaan.
2.     Para shahabat berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.
3.     Luasnya keutamaan Allah ta’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan yang dibuka bagi hamba-Nya.
4.     Semua bentuk zikir sesungguhnya merupakan shodaqoh yang dikeluarkan seseorang untuk dirinya.
5.     Kebiasaan-kebiasaan mubah dan penyaluran syahwat yang disyariatkan dapat menjadi ketaatan dan ibadah jika diiringi dengan niat shalih.
6.     Anjuran untuk meminta sesuatu yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dan yang dapat meningkatkan dirinya ke derajat yang lebih sempurna.
7.     Didalam hadits ini terdapat keutamaan orang kaya yang bersyukur dan orang fakir yang bersabar.
Pembahasan;
Ibadah yang dilakukan seorang muslim banyak sekali asfek sosialnya walaupun ganjaran dan hikmahnya dirasakan oleh pribadi masing-masing, demikian pula halnya yang dikatakan ibadah dalam ajaran islam bukan hanya semata-mata ibadh ritual seperti shalat, puasa dan zikir saja, bahkan infaq atau  sedekah merupakan ibadah yang tidak bisa dianggap enteng pahalanya.
Dua ayat dibawah ini merupakan pijakan  untuk mengeluarkan nilai lebih yang kita miliki yaitu;

1.Surat Al Baqarah 2;261
”Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka pada jalan Allah, adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. dan Allah melipatgandakan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah itu luas pemberian-Nya dan Dia amat Mengetahui”.
           
            Dimana kita bisa mendapatkan pahala yang berlipat ganda,  kalau bukan dari Allah, imbalan itu sungguh luar biasa, dengan satu rupiah saja bisa menghasilkan tujuh rupiah yang kemudian dilipatkangandakan lagi menjadi tujuh ratus pahala. Dalam konsep bisnis kelipatan begini sangat menggiurkan karena nampak jelas hasilnya, yang membuat investor tidak segan-segan menginvestasikan dananya guna meraup keuntungan yang tidak sedikit. Tapi ini imbalan kekayaan yang tidak nampak diberikan Allah, hanya untuk kepentingan akherat sebagai balasan pahala bagi hamba yang mau berinfaq, bersedekah dan berinvestasi dengan Allah.

2.Surat Ali Imran 3;92
”Kamu belum lagi mencapai kebajikan  sebelum kamu menafkahkan sebagian dari apa yang kamu sukai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan [dermakan] itu Allah Mengetahui”.

Jangan bangga dulu lalu menepuk dada dengan menyatakan diri adalah orang baik, orang shaleh dan orang dermawan dengan memberikan derma, infaq dan sedekah kepada orang yang membutuhkan walaupun dalam jumlah banyak, bila yang diberikan itu barang yang sudah busuk dan basi, barang yang sudah tidak terpakai lagi. Kebaikan itu harus diuji dengan memberikan derma yang terbaik, yaitu memberikan sesuatu yang masih disukai.
Dari Abu Dzar rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Ada sekelompok sahabat Rasulullah melapor, “Wahai Rasulullah orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka sholat sebagaimana kami sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian apa-apa yang dapat kalian sedekahkan? Sesungguhnya pada setiap tasbih ada sedekah, pada setiap tahmid ada sedekah dan pada setiap tahlil ada sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan mendatangi istrimu juga sedekah.” Mereka bertanya. “Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang memenuhi kebutuhan syahwatnya itu pun mendatangkan pahala?” Beliau bersabda, “Apa pendapatmu, bila ia menempatkan pada tempat yang haram, bukankah ia berdosa? Demikian pula bila ia menempatkan pada tempat yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

Dari hadits diatas dinyatakan bahwa shadaqah adalah memberikan kebaikan kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Dengan demikian shadaqah maknanya luas mencakup seluruh kebaikan, berupa perkataan atau perbuatan. 

Ada beberapa keutamaan dari sedekah yaitu; 

1.Pahala orang yang bersedekah abadi; artinya tetap dihitung walaupun dia sudah meninggal dunia sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah; Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)

2.Pahala sedekah yang besar; ada waktu-waktu tertentu yang menyebabkan pahala ibadah kita lebih besar dibandingkan dengan sedekah yang lain seperti yang ditanyakan oleh sahabat nabi. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Shadaqah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?" Nabi Saw menjawab, "Saat kamu bersedekah hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.''(HR.Bukhari)
 
3.Pahala sedekah banyak jenisnya; sedekah bukanlah berupa materi saja tapi seluruh potensi yang kita miliki bisa disedekahkan kepada orang lain dan itu berpahala; "Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?" Nabi Saw menjawab, "Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh." Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?" Nabi menjawab: "Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya" Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi menjawab: "Menyuruh berbuat ma'ruf." Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi Saw menjawab, "Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)

4.Sedekah kepada yang prioritas; sedekah atau infaq yang dikeluarkan muslim seharusnya ditujukan kepada orang-orang tertentu, yang memang membutuhkan sehingga menjadi prioritas, seperti sedekah diberikan kepada janda bahkan untuk isteri dan keluarga juga bernilai pahala; "Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)
. Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)

Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim)

 5.Sedekah kepada hewan;
Sedekah yang diberikan tadi bukan hanya khusus ditujukan kepada manusia saja, bahkan sedekah yang diberikan kepada hewanpun akan menerima imbalan dari Allah. Nabi Muhammad Saw pernah menceritakan dalam sebuah hadits yang mengatakan bahwa   pada masa dahulu terdapat seorang anjing yang sedang kehausan di pinggir perigi [kolam], dia berputar-putar di pinggir kolan tersebut dengan amat letihnya. Ketika itu juga datanglah seorang pelacur Bani Israil. Dengan perasaan tulus dan ibu dibukanya sepatunya, kemudian disauknya air dengan sepatu tersebut. Anjing itupun minum dengan senangnya, hausnya lepas, kemudian dia berlalu meninggalkan pelacur seorang diri. Kata Nabi, Allah memperhitungkan dan mengampuni dosanya”.
                                                                                                                                   
6.Menyembunyikan sedekah; artinya agar sedekah yang dikeluarkan itu ikhlas diberikan kepada yang berhak hanya semata-mata mencari ridha Allah. Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Ketika  Allah menciptakan bumi, bumi itu goyang, maka Dia menciptakan gunung-gunung, lalu bumi itu menjadi tetap (tidak bergoyang). Maka Malaikat heran terhadap kehebatan gunung, mereka bertanya : "Wahai Tuhanku, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada gunung ?" Dia berfirman: "Ya, besi". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada besi ?" Dia berfirman : "Ya, api". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada api ?" Dia berfirman : "Ya, air". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada air. ?" Dia berfirman : "Ya, angin". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah dari makhlukMu yang lebih hebat dari pada angin ?"Dia berfirman : "Ya, anak Adam yang tangan kanannya mensedekahkan sesuatu dengan tersembunyi dari tangan kirinya". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi)
7.Sedekah hasrat biologis; artinya hasrat biologis suami yang disampaikan kepada sang isteri juga dapat dinilai kebaikan dan hal itu berpahala sebagaimana rangkaian hadits diatas menyatakan"….dan mendatangi istrimu juga sedekah.” Mereka bertanya. “Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang memenuhi kebutuhan syahwatnya itu pun mendatangkan pahala?” Beliau bersabda, “Apa pendapatmu, bila ia menempatkan pada tempat yang haram, bukankah ia berdosa? Demikian pula bila ia menempatkan pada tempat yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim).

Demikian luasnya Allah membuka peluang ibadah dan pahala kepada ummatnya yang mau dan mampu menggunakan peluang itu, sehingga seluruh potensi hidupnya diberdayakan untuk kepentingan ummat secara sosial guna meraup keuntungan dunia dan akherat yaitu bernilai pahala,  wallahu a'lam [Cubadak  Solok,12 Syawal 1431.H/ 21 September 2010]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar